Jakarta –
Sama seperti orang dewasa, anak-anak juga rentan terhadap infeksi COVID-19. Meski tidak banyak anak yang terinfeksi COVID-19, gejala COVID-19 pada anak juga hampir mirip dengan gejala yang dialami oleh orang dewasa.
Anak-anak yang terinfeksi COVID-19 tanpa mengalami gejala pun juga bisa menyebarkan virusnya pada orang dewasa. Bahkan, tidak sedikit pula anak yang mengalami gejala COVID-19 yang cukup parah hingga harus menjalani perawatan intensif.
Lalu, apa saja gejala COVID-19 pada anak? Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), bayi berusia di bawah satu tahun dan anak-anak yang memiliki kondisi atau penyakit tertentu lebih rentan mengalami gejala parah jika terinfeksi COVID-19.
Berikut ini sejumlah kondisi yang bisa meningkatkan risiko anak-anak mengalami gejala COVID-19 lebih parah dibandingkan anak-anak tanpa kondisi medis apapun, yaitu:
- Asma atau penyakit paru kronis
- Diabetes
- Kondisi genetik, neurologis, atau metabolik
- Penyakit sel sabit
- Penyakit jantung sejak lahir
- Imunosupresi atau kondisi di mana sistem kekebalan imun melemah karena kondisi medis tertentu atau sedang dalam pengobatan yang melemahkan sistem kekebalan
- Anak-anak dengan berbagai kondisi kronis yang mempengaruhi banyak bagian tubuh
- Obesitas
Sementara itu, gejala COVID-19 pada anak mirip dengan gejala yang dialami oleh kebanyakan orang dewasa. Akan tetapi, gejala COVID-19 paling umum yang dirasakan oleh anak terinfeksi COVID-19 adalah demam dan batuk.
Namun, anak juga bisa mengalami sejumlah gejala COVID-19 berikut ini:
- Demam atau meriang
- Batuk
- Hidung tersumbat atau pilek
- Kehilangan indera penciuman
- Sakit tenggorokan
- Sesak napas atau kesulitan bernapas
- Diare
- Mual atau muntah
- Sakit perut
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Nyeri otot atau tubuh
- Hilangnya nafsu makan, terutama pada bayi berusia di bawah satu tahun.
(up/up/detik)