Dilansir AFP, Rabu (3/7/2024), media lokal Xinhua melaporkan badai tersebut berdampak kepada 991.000 penduduk di provinsi Anhui dan memaksa 242.000 orang dievakuasi pada Selasa (2/7) sore.
“Pada Selasa pukul 4 sore (waktu setempat), hujan badai telah menimbulkan kekacauan di 36 kabupaten dan distrik di tujuh kota setingkat prefektur di Anhui, menurut departemen manajemen darurat provinsi,” bunyi laporan Xinhua yang dikutip AFP.
Diketahui, China telah mengalami kondisi cuaca ekstrem dalam beberapa bulan terakhir, mulai dari hujan lebat hingga gelombang panas yang menyengat.
Negara ini adalah penghasil emisi gas rumah kaca terbesar, yang menurut para ilmuwan mendorong perubahan iklim dan membuat kejadian cuaca ekstrem menjadi lebih sering dan intens.
Selain itu, kantor berita yang dikelola pemerintah mengatakan ketinggian air terus meningkat melebihi tanda peringatan di Sungai Yangtze yang merupakan sungai terpanjang di China. Hujan lebat juga telah menyebabkan air di 20 sungai dan enam danau lainnya di provinsi tersebut melebihi level siaganya.
(zap/yld/detik)