3 Fakta BBM Bioetanol Berbasis Tebu Bakal Segera Meluncur di RI

0
Jokowi saat meluncurkan program Bioetanol Tebu Untuk Ketahanan Energi di Jawa Timur beberapa waktu lalu. (foto biro pers media sekretariat negara)
Jakarta – Indonesia makin serius menggarap pengembangan bahan bakar nabati bioetanol dengan bahan baku tebu. Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja meneken aturan Peraturan Presiden (Perpres) 40 Tahun 2023 mengenai Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel).

“Percepatan swasembada gula nasional dan penyediaan bioetanol sebagai bahan bakar nabati (biofuel) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup pemenuhan kebutuhan gula konsumsi dan industri, serta peningkatan produksi bioetanol yang berasal dari tebu sebagai bahan bakar nabati (biofuel),” tulis beleid tersebut dikutip detikcom, Minggu (18/6/2023).

Seiring dengan diterbitkannya Perpres ini, PT Pertamina (Persero) sedang bersiap untuk meluncurkan produk BBM bioetanol-nya dalam waktu dekat.

Berikut 3 Fakta Pengembangan Bioetanol Tebu:

1. Produksi 1,2 Juta KL di 2030

Dalam Perpres 40 tahun 2023, produksi besar bioetanol ditargetkan akan bisa tercapai pada 2030.

“Pencapaian peningkatan produksi bioetanol sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) diwujudkan paling lambat pada tahun 2030,” bunyi pasal 3 ayat 5 beleid tersebut.

Targetnya, pemerintah akan melakukan peningkatan produksi bioetanol yang berasal dari tanaman tebu paling sedikit sebesar 1,2 juta kilo liter di tahun 2030. Secara industri pemerintah juga bakal berupaya melakukan peningkatan efisiensi, utilisasi, dan kapasitas pabrik gula untuk mencapai rendemen sebesar 11,2%.

Sebelum itu, pemerintah juga menyiapkan peta jalan untuk memperbanyak produksi tebu di Indonesia. Hal itu dilakukan dengan mengupayakan peningkatan produktivitas tebu sebesar 93 ton per hektare melalui perbaikan praktik agrikultur berupa pembibitan, penanaman, pemeliharaan tanaman, dan tebang muat angkut.

Kemudian, pemerintah juga akan melakukan penambahan areal lahan baru perkebunan tebu seluas 700.000 hektare yang bersumber dari lahan perkebunan, lahan tebu rakyat, dan lahan kawasan hutan.

2. Uji Coba Bioetanol di Surabaya

PT Pertamina (Persero) berencana akan segera menjual bahan bakar minyak (BBM) jenis baru, yakni Pertamax campur etanol 5% atau bisa disebut dengan bioetanol. Dalam waktu dekat, uji coba penjualan akan dilakukan di Surabaya.

Bioetanol sendiri diproduksi dari hasil fermentasi molases atau tetes tebu. Bahan bakar ini nantinya akan memiliki angka oktan atau RON 95, setara dengan Pertamax Plus yang pernah dijual Pertamina.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan pihaknya akan meluncurkan sekaligus uji coba penggunaan bioetanol ini pada bulan ini di Surabaya. Setelah itu, uji coba akan dilanjutkan di Jakarta.

“Jadi di Surabaya dulu baru setelah itu di Jakarta,” kata Nicke, saat ditemui di Lippo Mall Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (17/6/2023).

3. Bocoran Harga Bioetanol Pertamina

Lebih lanjut, Nicke juga membeberkan kisaran harga dari produk baru ini, yakni akan sama dengan BBM dengan angka oktan 95. Namun dia enggan memberitahukan berapa besaran pastinya.

“Nanti kisaran harganya sama dengan RON 95 ya,” ujar Nicke.

Nicke menekankan, Pertamina akan menetapkan harga produk bioetanol ini kompetitif dengan BBM setaranya. Adapun harga BBM RON 95 besutan SPBU-SPBU swasta di Jakarta berkisar di Rp 13.200-13.400 per liter.

“Ya kita harus compete di angka tersebut, tapi ini kan ada green-nya jadikan lebih baik, dengan harga yang sama,” pungkas Nicke.
(hal/ara/detik)