4 Fakta Kebocoran 5,5 Ton Air Radioaktif dari PLTN Fukushima

0
Jakarta – Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima di Jepang mengalami kebocoran air radioaktif. Kebocoran diperkirakan sebanyak 5.500 liter atau 5,5 ton air radioaktif dari PLTN tersebut.

Meski begitu tak ada tanda-tanda kontaminasi terdeteksi di luar fasilitas pembangkit nuklir Fukushima, Tokyo Electric Power Co (TEPCO) tersebut. Berikut sederet faktanya terkini:

1) Kebocoran 5,5 Ton Air Radioaktif

Seperti dilansir kantor berita AFP, juru bicara (jubir) operator pembangkit nuklir Fukushima, Tokyo Electric Power Co (TEPCO), mengatakan bahwa kebocoran terdeteksi di bagian pabrik yang memproses air yang terkontaminasi.

“Kami memperkirakan sekitar 5,5 ton (5.500 liter) air bocor” pada Rabu pagi, namun “tidak ada perubahan signifikan” di pos-pos pemantauan radioaktivitas di sekitar pembangkit listrik, kata jubir TEPCO, Kamis (8/2/2024).

Meski begitu, pihak TEPCO sendiri berencana untuk membuang tanah di sekitar area yang mungkin telah terkontaminasi, kata juru bicara tersebut, tanpa memberikan rincian spesifik mengenai lokasi kebocoran air.

2) Awal Mula Kebocoran Diketahui

Juru bicara TEPCO mengatakan, kebocoran yang terjadi pada Rabu (7/2/2024) waktu setempat itu terjadi di fasilitas yang memproses air sebelum sebagian besar unsur radioaktif disaring di fasilitas canggih berbeda yang dikenal sebagai ALPS.

TEPCO mengatakan kebocoran dari ventilasi diketahui oleh seorang pekerja yang sedang membersihkan ventilasi sebelum mengoperasikan fasilitas tersebut. “Ventilasi seharusnya ditutup selama pembersihan, tapi kali ini terbuka,” kata juru bicara TEPCO.

3) Pembuangan Limbah Nuklir Fukushima

Seperti diketahui, PLTN Fukushima rusak akibat gempa bumi besar dan tsunami pada tahun 2011 yang menewaskan 18.000 orang. Sementara operasi pembersihannya diperkirakan akan memakan waktu puluhan tahun.

Pada bulan Agustus 2023, otoritas Jepang mulai secara bertahap melepaskan 1,34 juta ton air limbah olahan yang dikumpulkan sejak bencana ke Samudera Pasifik. Otoritas Jepang menyatakan air limbah tersebut tidak berbahaya dan sangat encer dengan air laut.

Pandangan tersebut turut didukung oleh pengawas atom PBB, namun pemerintah China dan Rusia mengkritik pelepasan tersebut dan melarang impor makanan laut Jepang. Meski begitu, prose spembuangan limbah tersebut masih dilakukan.

4) Pelepasan Limbah Sudah Tahap Kedua

Pelepasan limbah nuklir Fukushima telah memasuki tahap kedua. Menyusul tahap pertama yang dilakukan pada bulan Agustus. Sama seperti tahap pertama, sekitar 7.800 ton air limbah dibuang ke lautan dalam tahap kedua.

Seperti dilansir AFP, Kamis (5/10/2023), pihak TEPCO menuturkan bahwa tahap kedua pelepasan air limbah olahan tersebut ke perairan Samudra Pasifik dimulai Kamis (5/10/2023) pagi, sekitar pukul 10.18 waktu setempat.
(wia/jbr/detik)