Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyatakan terdapat beberapa pasien diduga hepatitis misterius yang merupakan anak usia di bawah 16 tahun. Namun ada pula pasien yang berusia di atas 16 tahun.
Sasar Anak-anak dan Dewasa
Pemprov DKI Jakarta mencatat 21 orang diduga terjangkit hepatitis akut misterius. Terdapat 14 pasien yang merupakan anak usia di bawah 16 tahun.
Sementara itu, tujuh orang lainnya berusia di atas 16 tahun. Riza menyebut 14 orang lainnya yang berusia di bawah 16 tahun masih dalam proses pemeriksaan hepatitis.

Proses Penyelidikan Epidemiologi
Kini, 21 kasus tersebut sedang dalam proses penyelidikan epidemiologi.
“Seperti yang disampaikan kemarin, data sementara ada 21 kasus yang diduga terkait hepatitis akut. Namun ini masih dalam proses penyelidikan epidemiologi,” ujar Riza Patria, Rabu (11/5).
Riza mengatakan 21 orang itu termasuk tiga orang yang meninggal. Dia berharap tidak ada lagi korban kasus hepatitis tersebut.
Riza mewanti-wanti supaya masyarakat tidak abai terhadap protokol kesehatan (prokes) untuk memutus mata rantai penularan.
Pemprov DKI Jakarta kembali menemukan kasus diduga penyakit hepatitis yang menyerang anak-anak. Tercatat hari ini sudah ada 24 kasus.
“Memang ada lagi 24 kasus kategori hepatitis yang umum biasa gejala. Namun masih dalam bentuk gejala,” ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Kantor Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (12/5/2022).
Riza mengatakan DKI Jakarta sudah dua tahun melalui pandemi COVID dan saat ini tengah menghadapi kasus diduga hepatitis akut. Sampai sekarang, penyebab penyakit tersebut masih belum diketahui secara pasti.
Larang Anak-anak Main di Tempat Umum
Riza juga meminta para orang tua mencegah anak-anak bermain di tempat umum untuk sementara ini. Hal ini bertujuan mencegah penyebaran hepatitis akut misterius pada anak-anak.
“Terkait dengan hepatitis akut ini kita minta khususnya anak-anak yang mudah terjangkit untuk ditunda dulu bermain di tempat-tempat umum, seperti kolam renang bersama,” ujar Riza (11/5).
“Tempat-tempat atau benda-benda yang digunakan bersama itu tolong dihindari, termasuk makan ke tempat makan bersama juga dihindari,” imbuhnya.
Tidak hanya itu Riza menyebut pihaknya akan mengkaji ulang terkait kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah lantaran hepatitis misterius ini. Dia mengatakan Pemprov akan terus memantau kegiatan PTM.
“Termasuk PTM ini masih kita pelajari apakah akan kembali ke online, kita akan lihat,” ucap Riza.
“Itu sudah dari WHO sendiri. Nanti Indonesia, Jakarta menunggu kebijakan pemerintah pusat,” jelasnya.