Seperti dilansir AFP dan The Guardian, Rabu (6/7/2022), ketiga menteri yang baru saja mengumumkan pengunduran diri itu terdiri atas Menteri Urusan Anak dan Keluarga Will Quince, Menteri Transportasi Junior Laura Trott, dan Menteri Urusan Sekolah Robin Walker.
Ketiganya menyusul dua menteri lainnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Rishi Sunak dan Menteri Kesehatan (Menkes) Sajid Javid, sama-sama mengundurkan diri untuk memprotes kepemimpinan Johnson yang diselimuti berbagai skandal selama beberapa bulan terakhir.
Quince menyatakan ‘tidak memiliki pilihan kecuali mengajukan pengunduran diri’ setelah menyadari dirinya menggunakan informasi palsu yang diberikan Downing Street — kantor PM Inggris — dalam wawancara pada Senin (4/7) waktu setempat, saat dirinya tampil membela Johnson.
Informasi palsu yang dimaksud berkaitan dengan tuduhan yang menjerat Wakil Ketua Whip dalam parlemen Inggris, Chris Pincher, yang telah mengundurkan diri pekan lalu. Pincher yang merupakan politikus senior Partai Konservatif ini dituduh meraba-raba dua pria dalam keadaan mabuk.
Downing Street sebelumnya menyangkal Johnson mengetahui tuduhan yang menjerat Pincher saat dia ditunjuk menempati jabatan di parlemen pada Februari lalu. Penyangkalan itu runtuh, setelah pada Selasa (5/7), seorang mantan pejabat tinggi Inggris menyebut Johnson saat masih menjabat Menteri Luar Negeri, pernah diberitahu tahun 2019 lalu soal insiden lainnya yang menyeret Pincher.
“Kepercayaan dalam politik adalah — dan harus selalu — yang paling penting, tapi sayangnya dalam beberapa bulan terakhir kepercayaan itu telah hilang,” tulis Trott dalam pernyataan via Facebook.
Walker menjadi menteri terbaru yang mengumumkan pengunduran diri pada Rabu (6/7) waktu setempat. Dalam pernyataannya, Walker mengakui dirinya tidak lagi memiliki kepercayaan pada kepemimpinan Johnson.
Walker yang menjabat menteri negara pada Departemen Pendidikan Inggris ini, menyatakan dirinya menganggap pemerintahan Johnson melakukan terlalu banyak kesalahan.
“Hari ini saya mengajukan pengunduran diri saya dari pemerintah dan berharap dalam mendukung Partai Konservatif dan berkampanye untuk Worcester dari bangku belakang, merupakan suatu kehormatan untuk bekerja mendukung sekolah-sekolah kita yang brilian,” tulisnya.
Pengunduran menteri-menteri dalam Inggris dalam waktu bersamaan itu dinilai menempatkan Johnson dalam bahaya. Media-media Inggris yang ramai-ramai mengulas hal itu, menyebut Johnson kini berada di ambang batas.