Jakarta –
Gerhana bulan total (GBT) berwarna merah atau super blood moon akan terjadi pada Rabu (26/5/2021). Peristiwa yang disebut juga dengan khusuful qamar itu akan berlangsung sekitar pukul 18.09-20.51 WIB.
Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama Kemenag Kamaruddin Amin menyarankan masyarakat melakukan sejumlah ibadah sunnah. Tentunya dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan demi mencegah COVID-19.
“Ibadah diselenggarakan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dan disiplin 5M: mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan,” kata Kamaruddin, dalam rilis dari Kemenag.
Berikut daftar amalan saat gerhana bulan total:
1. Sholat gerhana
Kamaruddin menyarankan umat Islam yang mampu melakukan sholat gerhana. Tentunya ibadah sunnah dilakukan sesuai protokol kesehatan.
2. Memperbanyak zikir
Zikir adalah upaya mengingat Allah SWT yang kebesarannya ditunjukkan dalam peristiwa gerhana bulan. Selain gerhana, seorang muslim bisa melakukan zikir tiap saat.
3. Berdoa
Dalam hadist yang diceritakan Abu Musa, muslim yang menyaksikan gerhana diingatkan untuk mengingat Allah SWT. Hadist yang diriwayatkan Bukhari itu juga mengingatkan untuk berdoa dan mohon pengampunan.
4. Memperbanyak istighfar
Membaca istighfar bisa dilakukan tiap saat termasuk gerhana. Istighfar membantu muslim mengingat Allah SWT, kebesaranNya, dan keinginan mohon ampunan.
5. Taubat
Imam al-Ghazali dalam buku berjudul Al-Adab fid Din menyebutkan beberapa adab menyambut gerhana bulan. Yaitu: memiliki dan rasa takut, segera bertobat, tidak mudah bosan, segera melaksanakan sholat.
6. Memberi sedekah sedekah
Perintah bersedekah saat gerhana diingatkan dalam hadist yang diceritakan Aisyah RA dan diriwayatkan Abu Daud. Perintah lainnya adalah segera berdoa, takbir, dan sholat.
7. Melakukan amal-amal kebajikan lainnya
Selain yang telah disebutkan, tiap muslim bisa melakukan amal kebajikan lainnya saat gerhana. Semoga mendapat balasan setimpal dari Allah SWT.
Rilis dari Kemenag tersebut juga menyebutkan hadist tuntunan Islam saat gerhana. Berikut hadistnya,
حَدَّثَنَا أَبُو الوَلِيْد قَالَ حَدَّثَنَا زَائِدَةُ قَالَ حَدَّثَنَا زِيَادُ بْنُ عِلَاقَةِ قَالَ سَمِعْتُ
الْمُغِيْرَةُ بْنِ شُعْبَةِ يَقُوْلُ اِنْكَسَفَتْ الشَّمْسُ يَوْمَ مَاتَ اِبْرَاهِيْمُ فَقَالَ النَّاسُ اِنْكَسَفَتْ لِمَوْتِ اِبْرَاهِيْمُ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَأَيَتَانِ مِنْ أَيَاتِ اللهِ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُواهُمَا فَادْعُوا اللهِ وَصَلّوا حَتَّى يَنْجَلِيَ
Telah menceritakan kepada kami, Abu Al Walid berkata, telah menceritakan kepada kami, Zaidah berkata, telah menceritakan kepada kami, Ziyad bin ‘Ilaqah, dia berkata: “Aku mendengar Al-Mughirah bin Syu’bah berkata, “Telah terjadi gerhana matahari ketika wafatnya Ibrahim. Kemudian Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan ia tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana keduanya, maka berdoalah kepada Allah dan dirikan salat hingga (matahari) kembali nampak.” (HR Bukhari).
Rilis mengingatkan, Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan tuntunan syariat ketika terjadi gerhana bulan dan matahari. Tuntutan ini harus menjadi pedoman para muslim.
Berikut tuntunan syariat saat gerhana bulan total:
1. Menghadirkan rasa takut pada Allah SWT saat gerhana bulan, karena mengingatkan pada tanda-tanda hari kiamat atau azab Allah SWT akibat dosa yang dilakukan.
2. Mengingat yang pernah disaksikan Nabi Muhammad SAW dalam sholat gerhana. Seperti diriwayatkan hadist berikut:
عنهما قَالَ خَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَصَلَّى، قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ، رَأَيْنَاكَ تَنَاوَلُ شَيْئًا فِي مَقَامِكَ، ثُمَّ رَأَيْنَاكَ تَكَعْكَعْتَ. قَالَ “ إِنِّي أُرِيتُ الْجَنَّةَ، فَتَنَاوَلْتُ مِنْهَا عُنْقُودًا، وَلَوْ أَخَذْتُهُ لأَكَلْتُمْ مِنْهُ مَا بَقِيَتِ الدُّنْيَا ”
Artinya: Suatu ketika gerhana matahari terjadi selama kehidupan Rasulullah SAW. Dia melakukan sholat gerhana. Pengikutnya berkata, “Ya Rasulullah SAW kami melihatmu mencoba mengambil sesuatu ketika berdiri dan kami melihatmu mundur. Rasulullah SAW berkata, “Aku ditunjukkan surga dan ingin mengambil banyak buah darinya. Jika aku mengambilnya, maka kamu akan memakannya selama dunia ini ada.” (HR Bukhari).
3. Memanggil untuk sholat berjamaah dengan panggilan “asshalaatu jaami’ah”. Sholat gerhana tidak disertai adzan dan iqamah seperti dijelaskan hadist berikut,
أنَّ الشَّمس خَسَفَتْ عَلَى عَهْدِ رَسولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم، فَبَعَثَ مُنَادياً يُنَادِي: الصلاَةَ جَامِعَة، فَاجتَمَعُوا. وَتَقَدَّمَ فَكَبرَّ وَصلَّى أربَعَ رَكَعَاتٍ في ركعَتَين وَأربعَ سَجَدَاتٍ
Artinya: Aisyah RA menceritakan terjadi gerhana matahari selama kehidupan Rasulullah SAW dan dia mengirim orang untuk melakukan sholat berjamaah. Orang-orang berkumpul bersama, kemudian dia mengucapkan takbir, lalu sholat dua rakaat dan empat ruku.’ (HR Muslim).
4. Mengeraskan bacaan saat sholat gerhana dilakukan pagi atau malam hari sesuai hadist berikut,
عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم صَلَّى صَلاَةَ الْكُسُوفِ وَجَهَرَ بِالْقِرَاءَةِ فِيهَا
Artinya: Diceritakan Aisyah RA, “Rasulullah SAW melakukan sholat gerhana dan dia mengucapkan bacaannya dengan keras.” (HR Tirmidzi).
(row/nwy/detik)