Berdasarkan data IHME Global Burden of Disease 2019, penyakit ginjal kronik termasuk dalam 10 besar penyakit kematian tertinggi di Indonesia. Tak hanya itu, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 juga mengungkapkan sebanyak 739.208 jiwa mengalami penyakit ginjal kronis atau sekitar 3,8 persen di Indonesia. Prevalensi ini meningkat dari data Riskesdas dari tahun 2013 yang di angka 2 persen.
Apa Penyebabnya?
Spesialis penyakit dalam konsultan ginjal dan hipertensi, dr Pringgodigdo Nugroho, SpPD-KGH, mengatakan penyebab utama paling banyak penyakit ginjal kronik adalah riwayat hipertensi atau darah tinggi.
“Jadi seperti tadi, penyakit ginjal kronik, data itu dari riset kesehatan dasar tahun 2018. Benar 700 ribu warga Indonesia terkena penyakit gagal ginjal kronik,” imbuhnya saat ditemui di Jakarta Pusat, Senin (15/1/2024).
“Kalau kita lihat dari data pasien yang sudah di-hemodialisis ya. Yang sudah hemodialisis penyebab nomor satu paling banyak itu hipertensi,” sambungnya.

dr Pringgodigdo mengatakan, tak sedikit masyarakat Indonesia yang mengidap hipertensi, bahkan prevalensinya di atas 34 persen menurut data Riskesdas. Artinya, sekitar 10 dari 30 orang mengidap kondisi tersebut.
Selain hipertensi atau darah tinggi, penyebab utama penyakit ginjal kronik di Indonesia adalah diabetes.
dr Pringgodigdo mengatakan, dari 700 warga RI yang terkena penyakit ginjal kronik, paling banyak diidap usia dewasa di atas 15 tahun. Karenanya, ia mengimbau masyarakat untuk tidak mengabaikan kondisi ini dan rutin deteksi dini.
Sebab, penyakit ginjal yang tak diobati dapat memicu beberapa komplikasi serius, seperti gagal ginjal hingga penyakit kardiovaskular, seperti jantung.
Ia juga menyarankan masyarakat untuk menerapkan hidup sehat, seperti mengurangi asupan garam, menjaga porsi minum air putih, melakukan aktivitas fisik yang teratur, dan menjaga pola makan yang seimbang.
“Garam itu hubunganya bisa hipertensi, dengan garam yang banyak dan tinggi. Kandungan garam di dalam pembuluh darah akan menarik air cairannya karena lebih banyak di dalam pembuluh darah tekanan darah menjadi meningkat, itu sih jadi hipertensi lalu menjadi ginjal kronik,” katanya.
Penyakit ginjal kronik terjadi saat fungsi ginjal menurun secara bertahap selama bertahun-tahun. Pada tahap awal, penyakit ini tak memicu gejala yang signifikan. Kebanyakan pasien terdiagnosis saat penyakit telah di tahap lebih lanjut.
Apabila penyakit ginjal kronik sudah memasuki tahap lanjut, pengidapnya biasanya mengalami gejala berupa:
Rasa lelah
Insomnia
Bengkak di pergelangan kaki
Kaki dan kulit terasa gatal
(suc/vyp/detik)