Amerika Serikat Perkenalkan Paspor ‘X’ yang Netral Gender

0
Jakarta – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengumumkan pada Kamis (31/03) bahwa “Warga AS akan dapat memilih X sebagai penanda gender mereka pada aplikasi paspor AS,” mulai 11 April mendatang.

“Opsi ini akan tersedia untuk bentuk dokumentasi lainnya tahun depan,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Keputusan ini mengikuti serangkaian langkah sebelumnya yang memungkinkan warga untuk memilih jenis kelamin pada aplikasi mereka tanpa memberikan dokumentasi medis terkait. Paspor AS pertama bertanda “X”, bukan Male (laki-laki) atau Female (wanita), dikeluarkan pada Oktober 2021. Perbedaan X dikatakan untuk mengakomodasi individu yang mengidentifikasi sebagai non-biner, interseks, atau gender yang tidak sesuai.

“Sudah terlalu lama, transgender, non-biner, dan warga Amerika yang mengalami ketidaksesuaian gender menghadapi hambatan signifikan untuk bepergian dengan aman dan banyak yang tidak menghormati identitas gender mereka saat mereka bepergian di Amerika Serikat dan di seluruh dunia,” demikian pernyataan dari Gedung Putih.
Agensi AS mengumumkan perubahan kebijakan

“Ini adalah langkah besar dalam mewujudkan komitmen presiden untuk memperluas akses ke dokumen identifikasi yang akurat untuk orang Amerika transgender dan non-biner,” bunyi pernyataan Gedung Putih.

Pengumuman tersebut adalah salah satu dari beberapa yang dibuat untuk “Hari Visibilitas Transgender” — gerakan yang dimulai oleh para aktivis pada tahun 2014 dan diproklamirkan oleh Presiden Joe Biden tahun 2021.

Pengumuman Departemen Luar Negeri diikuti oleh Administrasi Jaminan Sosial, yang mengatakan warga juga akan dapat memilih “X” untuk mengidentifikasi jenis kelamin pada kartu Jaminan Sosial mulai musim gugur ini. Saat ini, kartu jaminan sosial tidak memiliki indikator gender.

Administrasi Keamanan Transportasi (TSA), yang bertanggung jawab atas pemeriksaan keamanan maskapai, akan membuat pos pemeriksaan yang netral gender. TSA juga akan “menghapus pertimbangan gender saat memvalidasi identifikasi pelancong di pos pemeriksaan keamanan bandara,” dan mengurangi pat-down screening (serangkaian pemeriksaan yang menuntut pengecekan mulai ujung kepala hingga ujung kaki).
Masalah perang budaya

Gedung Putih mengatakan sedang memulai langkah-langkah untuk memudahkan perjalanan, menyediakan sumber daya untuk anak-anak transgender dan keluarga mereka, meningkatkan akses ke layanan dan manfaat pemerintah, dan mendorong visibilitas individu transgender dalam data federal.

Situs web baru Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, misalnya, menyediakan sumber daya untuk LGBTQI+ dan anak-anak transgender serta orang tua atau wali mereka. Menurut Gedung Putih, beberapa lembaga lainnya akan mengumumkan perluasan pengumpulan data identitas gender dan orientasi seksual.

“Setiap orang Amerika berhak mendapatkan kebebasan untuk menjadi diri mereka sendiri. Namun, terlalu banyak transgender Amerika masih menghadapi hambatan sistemik, diskriminasi, dan tindakan kekerasan,” kata Gedung Putih.

Langkah itu dilakukan hanya satu hari setelah gubernur dua negara bagian lagi, Arizona dan Oklahoma, menandatangani undang-undang yang melarang atlet transgender berkompetisi dalam olahraga wanita di sekolah.

Hak transgender adalah salah satu dari beberapa isu panas yang digunakan politisi dan kelompok lobi untuk memicu perang budaya Amerika di tahun pemilihan.

yas/ha (AFP, Reuters)(ita/detik)