Jakarta – Presiden Xi Jinping meminta perempuan-perempuan di China untuk menikah dan membesarkan anak di tengah anjloknya angka pernikahan, kelahiran, dan pesatnya populasi tua yang melanda negara tersebut.
Diketahui, jumlah pasangan di China yang menikah untuk pertama kalinya telah anjlok hampir 56 persen selama sembilan tahun terakhir, Bahkan jumlah pernikahan di China kurang dari 11 juta pada 2022.
“Kita perlu membimbing perempuan untuk memainkan peran unik mereka dalam meneruskan nilai-nilai tradisional bangsa China, membangun tradisi keluarga yang baik, dan menciptakan tren baru dalam peradaban keluarga,” kata Xi, dikutip Radio Free Asia, Minggu (26/11).
“Kita perlu secara aktif menumbuhkan budaya baru dalam pernikahan dan melahirkan anak,” ujar dia.
Xi juga mengatakan perempuan harus dimobilisasi untuk berkontribusi terhadap modernisasi China. Ia juga menyebut pihak berwenang China perlu membimbing generasi muda soal pernikahan dan melahirkan anak.
Adapun seruan Xi itu muncul sebagai upaya untuk menanggulangi angka kelahiran yang anjlok dan membalikkan angka populasi lansia di negara tersebut.
Sebelumnya, pada Mei 2021, China juga telah mengumumkan rencana baru untuk meningkatkan angka kelahiran yang lesu dan membalikkan angka populasi lanjut usia yang tinggi.
Pemerintah China juga meningkatkan batas secara resmi jumlah anak per pasangan tiga anak, yang sebelumnya hanya dua. Namun, perempuan China tak tergiur dengan tawaran pemerintah.
(suc/vyp/detik)