Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Jumat (19/1/2024), Duta Besar AS untuk Jepang, Rahm Emanuel, mengungkapkan bahwa Washington dan Tokyo sedang berupaya mencapai kesepakatan agar galangan kapal Jepang bisa secara rutin merombak dan memelihara kapal-kapal perang Angkatan Laut AS.
Emanuel juga menyinggung soal China saat berbicara kepada wartawan di pangkalan Angkatan Laut Yokosuka di dekat Tokyo pada Jumat (19/1) waktu setempat.
“China mengawasi kapal apa saja yang masuk dan keluar. Ini bukan rahasia, mereka mengetahui apa yang terjadi. Oleh karena itu, mereka melakukan evaluasi terhadap pencegahan Anda,” ucap Emanuel kepada wartawan Jepang.
China, menurut laporan tahunan Pentagon yang dirilis Oktober tahun lalu, memiliki lebih dari 370 kapal dan kapal selam. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan 340 kapal yang tercatat dimiliki Angkatan Laut China tahun 2023 lalu.
Angka itu menjadikan Angkatan Laut China sebagai yang terbesar di dunia secara numerik.
Dry dock atau dermaga angkat biasa digunakan dalam pembuatan, pemeliharaan dan perbaikan kapal.
Washington dan Tokyo, sebut Emanuel, telah membentuk dewan khusus untuk menyusun rencana bersama dalam pekerjaan pemeliharaan kapal militer.
Jepang, yang merupakan sekutu dekat AS, menjadi tuan rumah untuk konsentrasi kekuatan militer AS terbesar di luar negeri, termasuk satu-satunya kelompok tempur kapal induk yang dikerahkan ke garis depan, yang beroperasi dari Yokosuka.
Kelompok kapal perang itu merupakan bagian dari Armada Ketujuh AS, yang mengomandoi lebih dari 70 kapal dan kapal selam dari markas besarnya di pangkalan Angkatan Laut Jepang.
Mitsubishi Heavy Industries, yang membuat kapal perang dan kapal selam untuk Angkatan Bersenjata Jepang, mengoperasikan galangan kapal komersial di dekat Yokohama, yang pernah melakukan beberapa pekerjaan pemeliharaan pada kapal-kapal Angkatan Laut AS di masa lalu.
(nvc/ita/detik)