Kremlin menyebut langkah itu sama saja memperdalam keterlibatan AS dalam konflik antara Rusia dan Ukraina.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, seperti dilansir Reuters dan kantor berita TASS, Senin (18/11/2024), menyebut pemerintahan Biden yang akan mengakhiri jabatannya semakin memperburuk konflik dan berupaya meningkatkan konflik di Ukraina.
Peskov juga mengatakan bahwa serangan menggunakan rudal jarak jauh buatan Barat terhadap wilayah Rusia tidak akan dilakukan langsung oleh militer Ukraina, karena membutuhkan kemampuan negara Barat yang memahami operasional senjata itu. Peskov tidak menyebut langsung AS dalam komentarnya.
“Faktanya adalah serangan-serangan ini tidak dilakukan oleh Ukraina, serangan-serangan ini dilancarkan oleh negara-negara yang memberikan izin, karena penargetan, pemeliharaan lainnya, tidak dilakukan oleh para prajurit Ukraina, melainkan dilakukan oleh para spesialis militer dari negara-negara Barat,” sebutnya.
Dia mengingatkan bahwa Presiden Vladimir Putin pernah melontarkan pernyataan seperti itu sebelumnya.
Putin, pada 12 September lalu, mengingatkan bahwa persetujuan Barat untuk langkah semacam itu berarti “keterlibatan langsung negara-negara NATO, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa dalam perang di Ukraina” karena infrastruktur dan personel NATO akan dilibatkan dalam menargetkan dan menembakkan rudal.
“Ini benar-benar mengubah cara keterlibatan mereka (negara-negara Barat-red) dalam konflik,” ucap Peskov dalam pernyataannya.
Pernyataan Peskov itu disampaikan setelah laporan Reuters pada Minggu (17/11), yang mengutip dua pejabat AS dan sumber yang memahami keputusan ini, menyebut pemerintahan Biden telah mengambil keputusan untuk mengizinkan Ukraina menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia dengan senjata buatan AS.
Media terkemuka AS, New York Times, juga melaporkan bahwa pemerintahan Biden telah membuat keputusan tersebut.
Menurut sumber-sumber yang dikutip Reuters itu, Ukraina berencana melancarkan serangan jarak jauh pertamanya dalam beberapa hari ke depan. Namun rincian soal rencana serangan itu tidak diungkapkan ke publik karena kekhawatiran keamanan operasional.
Menurut sumber-sumber itu, serangan pertama jauh ke dalam wilayah Rusia kemungkinan akan dilakukan militer Ukraina dengan menggunakan roket ATACMS, yang memiliki jangkauan hingga 306 kilometer.
Gedung Putih atau Departemen Pertahanan AS belum menanggapi langsung laporan media tersebut.
(nvc/ita/detik)