Bengaluru merupakan kota penting di India. Wilayah ini merupakan pusat perusahaan-perusahaan teknologi India sehingga dikenal sebagai ‘Silicon Valley’ India.
Dikutip dari CNN, Jumat (15/3/2024), tangki air tiba setiap dua minggu sekali dengan kapasitas 1.000 liter. Tangki tersebut diharapkan dapat melayani ratusan orang di pinggiran kota tersebut di mana para wanita membawa ember kosong yang datang sambil berteriak-teriak.
Susheela, seorang warga pinggiran Bandepalya mengatakan, pemandangan tersebut bukanlah hal yang aneh.”Kadang-kadang terjadi perkelahian, banyak perdebatan,” katanya.
Dia mengatakan, tak banyak yang bisa dilakukan warga. menurutnya, warga hanya butuh air.
Bengaluru atau Silicon Valley India merupakan rumah bagi perusahaan multinasional seperti Infosys dan Wipro membutuhkan sekitar 2 miliar liter (528 juta galon) air untuk memenuhi hampir 14 juta penduduknya setiap hari. Menurut ketua dewan pasokan air dan pembuangan limbah kota, V Ram Prasat Manohar angka tersebut terus menyusut ke tingkat yang mengkhawatirkan.
Warga diimbau untuk menggunakan air secukupnya. Mereka disarankan menggunakan peralatan makan sekali pakai, dan membatasi mencuci pakaian, dan peralatan makan.
Ini adalah krisis yang digambarkan sebagai krisis yang mengerikan oleh mereka yang tinggal di Bengaluru. Para ahli memperingatkan bahwa krisis ini akan menjadi lebih buruk ketika tingkat merkuri meningkat menjelang musim panas.
“Saya telah memperingatkan hal ini selama lebih dari satu dekade,” kata ilmuwan iklim TV Ramachandra dari Pusat Ilmu Ekologi.
“Ini adalah puncak dari pertumbuhan perkotaan yang tidak terencana, deforestasi yang cepat, dan krisis iklim yang sedang berlangsung – dan semua orang harus menanggung akibatnya,” sambungnya.
(acd/das/detik)