Bangun Proyek Transportasi hingga 2024, Pemerintah Butuh Uang Rp 1.288 T

0
Ilustrasi kereta di Sulawesi - Foto: ANTARA/ARNAS PADDA
Jakarta – Kementerian Perhubungan mengungkapkan Indonesia butuh pembiayaan mencapai Rp 1.288 triliun untuk membangun semua proyek transportasi hingga tahun 2024.

Yang jadi masalah anggaran tersebut hanya bisa dipenuhi oleh negara sebanyak 20%-nya saja atau sekitar Rp 266,64 triliun lewat APBN. Rencananya, 80% anggaran akan dicari dengan bermitra bersama investor pihak swasta.

Kementerian Perhubungan sendiri membentuk unit kerja baru Pusat Pembiayaan Infrastruktur Transportasi (PPIT) untuk mendorong pembiayaan infrastruktur transportasi yang kreatif dan inovatif di tengah keterbatasan anggaran melalui APBN.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Kita itu butuh bangun infrastruktur itu besar anggarannya Rp 1.288 triliun, dari total anggaran ini 80% menjadi beban kita untuk cari sumber pendanaan, karena APBN hanya mampu biayai cuma 20%. Jadi 80%-nya kita carikan yang non-APBN,” ujar Kepala PPIT Siti Maimunah dalam diskusi di Kantor Kemenhub, bilangan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (11/8/2023).
Baca juga:
Ini Akses Jalan Stasiun Kereta Cepat Tegalluar, dari Bandung Cuma 15 Menit

“Tentu tidak mudah, kami harus meyakinkan investor untuk bangun infrastruktur yang ada. Ini tidak mudah untuk yakinkan investor,” ungkapnya.

PPIT sendiri dibesut berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 17 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan.

Siti mengatakan pihaknya akan melakukan pemasaran proyek-proyek unggulan transportasi di Kementerian Perhubungan ke investor dan menawarkan berbagai skema kerja sama.

Investor yang berminat pada proyek transportasi akan berhubungan dengan unitnya. PPIT akan menindaklanjuti minat itu hingga selesai kesepakatan proyeknya.

“Jadi kami memasarkan itu sampai ada deal proyek, tender lelang segala macam, nanti pun kalau sudah konstruksi kita juga melakukan pengawasan,” kata Siti.

Saat ini, terdapat 16 proyek proyek prioritas di sektor transportasi yang dilaksanakan dengan mekanisme pembiayaan kreatif, baik itu yang masih di tahap perencanaan, tahap persiapan, tahap transaksi, tahap konstruksi, sampai dengan yang sudah di tahap operasi, yaitu:

Transportasi Darat

a. Terminal Tipe A Betan Subing, Lampung
b. Terminal Tipe A Purabaya, Jawa Timur
c. Proving Ground Bekasi
d. Transit Oriented Development (TOD) Poris Plawad

Transportasi Laut

Pelabuhan Baubau
Pelabuhan Patimban
Back Up area pelabuhan Patimban
Pelabuhan Anggrek

Transportasi Udara

Bandara Singkawang
Bandara Komodo Labuan Bajo
Bandara Kediri (Unsolicited)
Bandara Bintan (Unsolicited)

Transportasi Perkeretaapian

Perkeretaapian Makassar – Parepare
KA Prabumulih Tarahan
MRT Fase IV
LRT Bali Fase 1

(hal/kil/detik)