Batik Sasambo SMKN 5 Mataram Tembus Pasar Internasional, Dikenal Sampai Riyad Arab Saudi

0
Foto: Doc. Kemdikbud/Batik Sasambo SMKN 5 Mataram
Jakarta – Satu lagi kisah membanggakan datang dari sekolah di Indonesia yang menghasilkan produk hingga dikenal sampai luar negeri. Sekolah tersebut adalah Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 5 Mataram, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

SMKN 5 Mataram berhasil menginisiasi kolaborasi antarjurusan sebagai hasil proses pembelajaran di satuan pendidikan vokasi.

Kolaborasi tersebut mampu membuat produk melalui model pembelajaran berbasis produksi/jasa yang mengacu pada dunia usaha dan industri (teaching factory) hingga menembus pasar internasional.

Ciptakan Batik Sasambo

Kepala SMKN 5 Mataram, Istiqlal, mengatakan bahwa kolaborasi antarjurusan tersebut menjadi langkah sekolah untuk melatih hard skill maupun soft skills peserta didik antarjurusan.

“Siswa belajar untuk memproduksi barangnya secara bersama-sama. Itu mengasah kompetensi mereka. Selain itu, mereka juga dapat melatih kemampuan berkomunikasi dengan adanya kerja sama tersebut,” ujarnya dikutip dari laman Kemdikbud RI, Jumat (2/9/2022).

Produk yang dihasilkan dalam kolaborasi SMKN 5 Mataram adalah Batik Sasambo. Nama Sasambo sendiri adalah singkatan dari nama suku Sasak, Samawa, dan Mbojo.

“Sasambo ini sudah terkenal sebelumnya, lahir pertama kali di sini. Jargon Sasambo ini berasal dari Sasak, Samawa, dan Mbojo yang merupakan etnik grup dari NTB. Sasambo memiliki makna orang Sasak yang tinggal di Lombok. Kemudian, Mbojo yang berarti orang yang tinggal di Bima, juga Samawa yang berarti orang yang tinggal di Sumbawa,” jelasnya.

Batik yang diproduksi oleh siswa Jurusan Tekstil SMKN 5 Mataram ini berhasil menembus pasar global.

Dijadikan Seragam Sekolah di Arab

Tidak hanya sekadar masuk ke pasar global, bagi warga Riyadh, Arab Saudi Batik Sasambo sudah tidak lagi asing.

Hal ini karena Batik Sasambo bahkan banyak dijadikan sebagai seragam sekolah yang wajib digunakan setiap hari Kamis.

Melihat peluang pasar tersebut, Kepala SMKN 5 Mataram berencana untuk mengikuti pameran busana yang digelar di Arab Saudi guna mengenalkan serta meluaskan Sasambo di pasar global yang memiliki cakupan lebih luas.

“Kami berencana pameran di Arab Saudi. Saya sudah kontak, di Arab Saudi ada Festival Janadriyah di Riyadh. Karena pandemi, maka festival tersebut belum diadakan lagi,” tutur Istiqlal.

Meski ada kendala pandemi, Istiqlal menyampaikan pihaknya akan tetap berupaya mengenalkan Sasambo pada acara internasional.

Salah satunya, yaitu dengan menjadi narasumber dalam pembuatan batik pada kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah yang ada di Riyadh.
Permintaan Pasar Tinggi, Kolaborasi Dipercepat

Wakil Kepala SMKN 5 Mataram, Ahyar Suharno mengatakan dengan adanya permintaan pasar yang begitu tinggi, kolaborasi antarjurusan juga mulai dibangun di SMKN 5 Mataram dengan lebih cepat.

Bersama Jurusan Desain Komunikasi Visual, Batik Sasambo diproduksi lebih masif dengan proses yang lebih cepat.

“Kita kolaborasi antarjurusan. Jadi, nanti Jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) kolaborasi dengan Jurusan Tekstik. Sumber daya manusia (SDM) dari DKV bisa gambar dan ada alat, nanti kita akan coba buat batik cetak/print,” jelasnya.
Memasuki Platform Digital Amerika

Ahyar menyampaikan bahwa jurusan DKV telah memiliki alat yang dapat mendukung operasional pembuatan batik karena memperoleh bantuan SMK Pusat Keunggulan (PK).

Dia juga menjelaskan, bahwa kolaborasi proses pembuatan batik tersebut bisa dimulai dari pembuatan desain yang akan dicetak di kertas oleh SDM dari Jurusan DKV, yang kemudian dilapisi kain putih dan baru dipanaskan melalui alat direct to garment (DTG). Setelah itu, gambar akan menempel pada kain.

Tidak hanya itu, pemasaran Batik Sasambo kini sudah memasuki e-commerce di pasar internasional seperti platform digital Amerika.

Di platform digital, Batik Sasambo bekerja sama dengan pemasok tekstil (apparel) di Amerika, contohnya Batik Sasambo motif Lumbung.

Kemudian untuk saat ini, seluruh kantor di NTB juga telah menggunakan Batik Sasambo.

Ahyar mengatakan, ke depan jurusan DKV akan membuat klinik desain yang menjadi inkubator bisnis yang menawarkan jasa desain.

Kehadiran klinik desain akan melengkapi keberhasilan kolaborasi tersebut. Desain-desain yang dibuat tidak hanya mengenai desain batik yang akan diproduksi, melainkan berbagai desain konten yang diperuntukkan bagi pasar digital seperti e-commerce dalam menarik perhatian pelanggan.

“Kita punya alat itu, nanti kita hubungi anak yang tidak kuliah, tetapi mereka aktif. Nanti kalau ada stakeholder yang mau mendesain dipersilakan, bikin klinik desain, bikin konsultasi desain,” imbuh Ahyar.

Sebagai informasi, dalam perjalanannya, Batik Sasambo terus mengalami perkembangan. Bahkan, saat momen Moto GP 2020 yang dilaksanakan di Mandalika, melahirkan inovasi batik Sasambo Mandalika.

Kini produk hasil teaching factory tersebut menjadi semakin tak asing didengar warga lokal maupun internasional.

Hadirnya SMK PK pada Jurusan DKV juga menjadi kombinasi yang menarik dalam mengembangkan produk hingga menembus pasar global. Selamat ya.

(faz/nwy/DETIK)