Seperti dilansir media lokal Malaysia, The Star, Sabtu (30/3/2024), pria asing yang identitasnya tidak diungkap ke publik tersebut ditangkap oleh tim Kepolisian Diraja Malaysia dan tim Departemen Investigasi Kriminal (CID) Kepolisian Kuala Lumpur di sebuah hotel di Jalan Ampang, Kuala Lumpur, pada 27 Maret lalu.
“Berdasarkan pemeriksaan yang kami lakukan, pria tersebut masuk (ke Malaysia) menggunakan paspor Prancis. Setelah diselidiki lebih lanjut, tersangka menyerahkan paspor Israel,” tutur Inspektur Jenderal Polisi Tan Sri Razarudin Husain selaku Kepala Kepolisian Diraja Malaysia dalam pernyataannya.
Razarudin menyebut bahwa kepolisian menyita enam pistol dan 200 butir peluru yang dibawa oleh pria Israel itu saat ditangkap. Disebutkan bahwa enam senjata api itu mencakup satu pistol jenis Sig Sauer, dua pistol jenis Glocks dan satu pistol jenis Smith & Wenson.
Senjata api itu ditemukan di dalam tas milik pria Israel itu yang ditemukan di dalam kamar hotel tempat dia menginap. “Tiga senjata api di antaranya berisi peluru ketika ditemukan,” sebut Razarudin.
“Penyelidikan kami mengungkapkan bahwa tersangka pernah menginap di beberapa hotel sebelum ditangkap,” imbuhnya.
Disebutkan lebih lanjut oleh Razarudin bahwa pria Israel itu memasuki Malaysia pada 12 Maret lalu dengan penerbangan dari Uni Emirat Arab. Namun, tambah Razarudin, senjata api itu tidak dibawa masuk ke Malaysia, melainkan dibeli saat pria Israel itu sudah berada di wilayah Malaysia.
“Kami sekarang sedang menyelidiki bagaimana senjata-senjata itu diselundupkan ke negara ini dan siapa yang menerima pembayaran untuk itu,” ucapnya.
Pria Israel Akui Punya Misi Membunuh, Diduga Agen Mossad
Razarudin dalam pernyataan lebih lanjut mengungkapkan bahwa saat diinterogasi polisi, pria Israel itu mengakui dirinya memiliki misi untuk membunuh sesama warga Israel di Malaysia karena perselisihan keluarga.
“Tersangka mengklaim bahwa dirinya memasuki negara ini untuk memburu dan membunuh sesama warga Israel karena perselisihan keluarga,” ungkap Razarudin.
Ditambahkan Razarudin, seperti dilansir Benar News, bahwa pihak kepolisian juga sedang menyelidiki apakah pria Israel itu merupakan anggota badan intelijen Israel, Mossad.
“Kami tidak mempercayai kata-katanya dan tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa dia memiliki agenda lainnya,” ucapnya.
Dia menambahkan bahwa kepolisian meyakini pria Israel itu tidak bertindak sendirian dan ada beberapa kontak yang bekerja sama dengannya yang masih harus diidentifikasi lebih lanjut.
(nvc/idh/detik)