Bayar Tol Tanpa Setop Mulai Uji Coba Juli Ini, 5 Tol Akan Jadi Percontohan

0
Ilustrasi/Foto: Bayar Tol Tanpa Setop (M Fakhri Aprizal/Tim Infografis)
Jakarta – Pemerintah mencanangkan target pembayaran di tol tanpa setop dengan sistem Multi Lane Free Flow (MLFF) dimulai pada akhir tahun ini. Sebelum diterapkan pada sejumlah ruas tol, uji coba akan dilakukan terlebih dahulu.

Anggota Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) unsur akademisi, Eka Pria Anas mengatakan uji coba dilakukan demi memuluskan rencana penerapan MLFF di akhir tahun nanti. Nantinya uji coba akan dilakukan langsung oleh pengguna jalan menggunakan aplikasi Cantas yang dipasang di smartphone.

“Kita uji coba di lapangan Juli. Setelah aplikasinya matang,” kata Eka kepada detikcom dalam podcast Tolak Miskin, Selasa (31/5/2022).

Saat ini tengah dibahas tol mana yang akan dipilih untuk dilakukan uji coba pada Juli nanti. Eka bilang, tol Bali Mandara adalah yang paling memungkinkan karena karakteristik konektivitas yang lebih sederhana.

“Diusulkan di suatu tempat yang tidak terlalu banyak koneksinya, misalnya di Bali Mandara. Jadi mungkin Bali yang ideal untuk uji coba. Kalau Bali sudah bagus, nanti lanjut uji coba di tempat yang ramai,” kata Eka.

Sebagai informasi, sistem MLFF yang menggunakan teknologi GNSS (Global Navigation Satellite System) merupakan transaksi nirsentuh dengan menggunakan teknologi GPS yang terhubung dengan satelit. Dengan teknologi ini, pengguna tol nantinya bisa langsung melewati gate tol tanpa perlu berhenti dulu untuk tapping e-money, karena sistem akan membaca langsung kendaraan yang melewati tol lewat aplikasi Cantas yang dipasang di handphone.

GPS akan menentukan lokasi yang dideterminasi oleh satelit dan proses map-matching akan berjalan di central system. Saat kendaraan keluar tol dan proses map-matching berakhir, sistem akan melakukan kalkulasi tarif.

Sistem MLFF di Indonesia sendiri akan menggunakan teknologi GNSS Global Navigation Satellite System yang menggunakan GPS sebagai pendeteksi kendaraan yang melintas di tol. Sistem yang diadaptasi dari Eropa ini ada akan mengidentifikasi kendaraan sehingga kendaraan dapat terus melaju tanpa perlu berhenti dulu.

“Teknologi ini menggunakan GPS yang bisa menentukan lokasi kendaraan. Jadi nanti setiap kendaraan yang masuk ke tol itu akan ketahuan, masuk dari gerbang mana, keluar ke mana. Itu langsung dihitung tarif tolnya, kemudian akan didebit dari aplikasi yang sudah diunduh secara gratis,” kata Anggota Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) unsur Akademisi, Eka Pria Anas kepada detikcom dalam podcast Tolak Miskin, Selasa (31/5/2022).

Pengoperasian sistem baru ini sendiri nantinya akan dilaksanakan oleh PT Roatex Indonesia Toll System (RITS). Pengguna jalan nantinya bisa mengunduh aplikasi bernama Cantas yang di dalamnya telah terpasang Electronic On-Board Unit (e-OBU) sehingga pengguna tol tidak perlu lagi membeli OBU dalam bentuk fisik.
Selain lewat aplikasi, BPJT juga menyediakan alternatif lain bagi pengguna jalan agar tetap bisa menggunakan layanan jalan tol. Eka bilang, pihaknya menyediakan dua alternatif tambahan bagi mereka yang tidak memiliki smartphone dan juga yang jarang menggunakan tol.

“Yang nggak punya smartphone nanti kita akan kasih OBU gratis ke supir truk misalnya, karena sekarang ini harga OBU sudah semakin murah juga. Tapi ini belum final, masih rencana. Kita juga merencanakan bagaimana mobil baru sudah termasuk nanti di dalam ada OBU.” kata Eka.

“Ada alternatif ketiga juga, buat mereka yang nggak punya smartphone, juga menggunakan tiket. Mungkin setahun cuma sekali dua kali pakai tol, nggak mengunduh aplikasi. Tinggal beli aja nanti bisa di ATM atau minimarket. Tapi mungkin ini khusus untuk hari tertentu aja. Tapi detailnya belum kita tuntaskan,” jelas Eka.

Eka mengatakan perubahan sistem pembayaran di jalan tol menuntut perubahan kebiasaan juga bagi pengguna tol. Pengguna tol diminta lebih aktif saat hendak menggunakan tol dengan mengisi data yang sesuai dengan kendaraannya.

Untuk mengantisipasi adanya penyimpangan atau kecurangan dalam pembayaran, pihaknya telah menyediakan sistem mitigasi risiko yang bisa meminimalisir kecurangan pengguna tol.

“Untuk keamanan pengusaha tol kita siapkan kamera dan peralatan lain kalau ada yang misalnya HP nya mati, saldo kurang, atau memang ada yang niatnya nggak mau bayar,” kata Eka.

“Sehingga nanti setiap kendaraan yang lewat di tol tersebut selain diidentifikasi lewat GPS, juga dibaca dimensi mobilnya, nomor plat kendaraannya, kapan, dan sebagainya. Itu nanti akan menjadi dasar untuk kalau ada pelanggaran, nanti ditagih lewat aplikasi atau kita kerja sama dengan kepolisian untuk melakukan penagihan,” jelasnya.

Saat ini tengah dibahas ruas mana saja yang akan diterapkan sistem tersebut pada tahap awal ini. Setidaknya ada lima ruas tol yang akan dipilih untuk menjadi ruas percontohan bagi ruas lainnya.

“Rencana kita di lima tol. Bertahap terus sampai di akhir 2023 selesai semua. Kalau bisa lebih cepat lebih bagus.” kata Eka.

Adapun kelima tol itu adalah Tol Bali Mandara, Tol Jagorawi, Tol Jakarta-Cikampek, Tol Dalam Kota, dan Tol JORR. Kelima tol tersebut merupakan perwakilan 80% dari traffic keseluruhan jalan tol di Indonesia.

“Ini baru rencana ya, belum konkrit. Yang pasti ada Bali Mandara, Jagorawi, Jakarta-Cikampek, Tol Dalkot, dan JORR. Kalau itu berhasil, mestinya di tempat lain gampang penerapannya.” kata Eka.

(eds/ang/detik)