“Mereka tidak ada,” kata Zelenskyy dalam bahasa Inggris dalam sebuah wawancara dengan media Jerman, Bild Daily.
Dilansir kantor berita AFP, Kamis (8/6/2023), pemimpin Ukraina itu menambahkan bahwa dia “terkejut karena menurut saya mereka adalah kekuatan yang harusnya ada di sana untuk menyelamatkan nyawa orang-orang”.
Jebolnya bendungan di dekat garis depan di Ukraina tersebut telah membanjiri puluhan desa dan bagian kota terdekat, memicu kekhawatiran akan bencana kemanusiaan. Para pejabat mengatakan ribuan orang harus meninggalkan rumah mereka dan banyak yang sudah melakukannya atas kemauan sendiri.
Dilaporkan bahwa keadaan darurat telah ditetapkan di wilayah Kherson yang diduduki pasukan Rusia, menyusul banjir meluas yang dipicu oleh jebolnya bendungan akibat serangan. Ribuan rumah warga terendam banjir, dengan ribuan orang terpaksa mengungsi dari rumah masing-masing.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (7/6/2023), laporan kantor berita Rusia, TASS, yang mengutip dinas urusan darurat, menyebut sekitar 2.700 rumah terendam banjir setelah jebolnya bendungan yang terletak di wilayah Kherson itu pada Selasa (6/6) waktu setempat. Nyaris 1.300 orang dievakuasi dari wilayah terdampak banjir.
Sejumlah pejabat pro-Moskow melaporkan bahwa sedikitnya tujuh orang hilang usai banjir menerjang.
“Ketika pasukan kami mencoba mengeluarkan mereka, mereka ditembak oleh penjajah dari kejauhan,” cetus Zelensky.
Zelensky mengatakan dia telah berbagi intelijen dengan mitra-mitra internasional Ukraina setahun yang lalu, yang menunjukkan ada risiko bendungan itu menjadi target serangan.
“Kami berbagi informasi ini dengan mitra-mitra kami dan semuanya mengatakan ya, risikonya sangat tinggi bahwa bendungan akan diledakkan,” katanya.
(ita/detik)