Insiden tersebut dilaporkan terjadi pada Kamis (7/11) waktu setempat. Akibat bentrokan yang terjadi usai pertandingan sepak bola Liga Eropa di Amsterdam itu, sejumlah warga mengalami luka-luka. Berikut ini beberapa hal yang diketahui.
Menurut keterangan Asosiasi Sepak Bola Palestina (PFA), rangkaian kejadian di Amsterdam dimulai dengan “penghasutan tercela untuk kekerasan, rasisme anti-Palestina, dan Islamofobia yang disampaikan penggemar Maccabi Tel Aviv.”
PFA menyebut para penggemar klub sepak bola Maccabi Tel Aviv “menyerang rumah-rumah dan toko-toko yang mengibarkan bendera Palestina”. PFA menyatakan pihaknya masih menunggu “tindakan nyata” dari badan sepak bola dunia FIFA sebagai respons atas banyaknya bukti yang diberikan.
Kepala Kepolisian Amsterdam Peter Holla turut mendukung tuduhan PFA tersebut, dengan menyebut telah terjadi “insiden di kedua pihak” pada Rabu (6/11) waktu setempat, atau 24 jam sebelum pertandingan digelar di Amsterdam.
Holla menyebut supporter klub sepak bola Israel Maccabi Tel Aviv “mencopot bendera dari fasad bangunan di Rokin dan mereka menghancurkan sebuah taksi”.
“Bendera Palestina dibakar di area Dam,” imbuhnya, merujuk pada alun-alun pusat kota Amsterdam.
Jazie Veldhuyzen, salah satu anggota Dewan Kota Amsterdam, menuturkan kepada Al Jazeera bahwa supporter Israel menghasut kekerasan setelah tiba di Amsterdam dan menyerang para pendukung Palestina yang ada di kota itu sebelum pertandingan digelar.
“Mereka mulai menyerang rumah-rumah warga di Amsterdam yang memasang bendera Palestina, jadi dari situlah kekerasan dimulai,” sebut Veldhuyzen. Sebagai reaksi, warga Amsterdam memobilisasi diri mereka dan melawan serangan yang dimulai pada Rabu (6/11).
Keterangan serupa disampaikan oleh salah satu warga setempat, Mo Kotesh, yang juga aktivis Palestina di Belanda. Dia menyebut supporter Israel menyerang orang-orang tidak bersalah di jalan, menyerang properti dan pengemudi taksi pada Rabu (6/11), juga mencopot bendera Palestina dari salah satu bangunan.
Kotesh menyebut para supporter Israel bahkan memaki orang-orang Arab dengan mengatakan: “Tidak ada sekolah di Gaza karena tidak ada anak yang tersisa”.
Sebanyak 62 orang ditangkap imbas bentrokan di Amsterdam. Sedangkan sejumlah orang yang kebanyakan warga negara Israel menjadi korban luka-luka, menurut Kementerian Luar Negeri israel ada sebanyak 10 warganya yang terluka.
Namun sebagian besar dari 62 orang yang ditangkap itu, menurut para pejabat setempat yang dilansir AFP, telah dibebaskan dan kebanyakan dihukum denda. Sedangkan para korban luka telah diperbolehkan pulang dari rumah sakit.
(wia/idh/detik)