Beradaptasi disaat Pandemi, Peternak Ikan Geluti Bisnis Kuliner

0

Palembang, rakyatpembaruan.com – Pandemi Covid-19 memberikan dampak cukup besar terhadap berbagai sektor, yang banyak melahirkan peluang. Dengan mencari ide baru, serta solusi bisnis yang berkesinambungan, membuat sejumlah usaha dapat beradaptasi di masa pandemi.

Seperti yang dialami Wibowo Supriadi (46 tahun) peternak ikan, salah satu UMKM mitra binaan Pertamina. Wibowo merintis usaha budidaya ikan lokal seperti ikan lele dan ikan gurame sejak 23 tahun lalu, atau pada tahun 1997. Usaha ini dipilih mengingat tingginya permintaan masyarakat yang terbiasa mengkonsumsi ikan di Kota Palembang.

Selama tiga tahun terakhir, Wibowo menjadi mitra binaan Pertamina. Usahanya terus berkembang pesat. Permintaan ikan lele bisa mencapai 40 kg per hari yang dibandrol dengan harga Rp23.000 per Kilogram.

“Omset usaha yang saya jalani ini cukup menjanjikan melihat pangsa pasar di Kota Palembang. Namun sejak Covid-19, usaha kami cukup terpukul dan mengalami penurunan omset yang signifikan,” tutur Wibowo.

Sejak Maret 2020, usaha Wibowo mengalami penurunan omset hingga 65%, karena pasokan ikan di restoran menurun. Kondisi tersebut tidak membuatnya menyerah. Wibowo memutar otak supaya roda perekonomiannya tetap berputar. Dia memulai usaha baru membuka rumah makan sendiri yang mengolah ikan hasil ternaknya.

“Kondisi tidak menentu, menuntut saya untuk berinovasi dan tekun belajar memasak selama dua (2) bulan terakhir dengan rekan-rekan yang memiliki keahlian dibidang kuliner. Kami juga rajin mencoba resep-resep terbaru agar hasil masakan diminati dan disukai konsumen,” tambahnya.

Berkat keberanian dan usaha yang tekun, tepat pada bulan Mei 2020 akhirnya Wibowo Supriadi memulai usaha warung Seafood dan Pecel Lele Mulia. Warung yang terletak di Jl. Kapten Abdullah, Lorong Mulia II, Kelurahan Talang Bubuk, Kecamatan Plaju, Palembang ini diharapkan dapat menutupi penurunan omset usaha ternak yang terjadi saat pandemi Covid-19 mewabah.

Saat baru memulai, omset yang didapat kurang lebih sebesar Rp 300.000,- per hari. Namun hingga saat ini omset yang dihasilkan terus meningkat dan bisa menutupi kerugian selama masa pandemi.

“Sangat bersyukur dengan usaha dan resiko yang berani saya ambil, dengan inovasi ini, saya tetap dapat memastikan roda perkenomian usaha kami berjalan bahkan menghasilkan keuntungan di masa pandemi. Tidak lupa juga saya berterima kasih kepada Pertamina yang bersama-sama membantu dan membimbing mitranya untuk terus maju dan berinovasi dalam membangun usahanya agar makin maju,”katanya dengan bangga.

Region Manager Comm, Rel. & CSR Sumbagsel, Dewi Sri Utami, mengatakan Pertamina terus melakukan berbagai upaya untuk membantu mitra binaannya kembali bangkit selama pandemi.

“Pertamina secara aktif memberikan pembinaan kepada mitra untuk melakukan inovasi dalam perubahan bisnis agar tetap berjalan selama masa pandemi ini. Mereka diharapkan dapat menjadi penggerak roda perekonomian masyarakat di masa adaptasi kebiasaan baru, dengan tujuan akhir menjadi pengusaha mandiri,” ujar Dewi.(ryn)