Plaju, rakyatpembaruan.com —
Upaya serius Kilang Pertamina Plaju dalam memaksimalkan potensi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) kian dikuatkan lewat pemberdayaan UMKM mitra binaannya. Hal ini sejalan dengan upaya optimal perusahaan dalam memberikan dukungan dalam pengembangan dan peningkatan UMKM.
Komitmen tersebut dituangkan dalam ajang 3d Small Medium Enterprise Empowerment Competition (SMEEC) 2024.
Kompetisi pendampingan bisnis UMKM yang diwujudkan lewat program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) ini telah memasuki tahap presentasi kemajuan usaha (Mid Presentation Progress).
Terdapat delapan besar finalis yang berasal dari universitas negeri dan swasta di wilayah Sumatra Bagian Selatan (Sumbagsel) yang berkesempatan melakukan presentasi di antaranya Universitas Sriwijaya, Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah, Universitas Bengkulu, dan Universitas Kader Bangsa (UKB) Palembang. Para peserta yang berupa kelompok ini terjaring dari 118 pendaftar.
Selama proses pemaparan hasil pendampingan ini, didatangkan langsung tim juri yang berasal dari kalangan praktisi dan akademisi. Mereka yakni Motivator Bisnis Coach Saefullah (Saefull Consulting), dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya, dan Nurul Annisa Safitri atau lebih dikenal dengan Nisa Masterchef.
Adapun rinciannya yakni Amigos (Keripik Tempe Bu Mar), Smeeja (Bakso Legenda), Electrizen (Kentang Mustofa Azalea), Energyzz (Madu Mauqu), 4grow (Mahar Palembang Murah), Tim Fanazzzy (Mari Berkarya) Promax (Keripik Pakcoy), dan Onschool (Rosella Hijab).
Area Manager Communication, Relations & CSR Kilang Pertamina Plaju Siti Rachmi Indahsari mengatakan kehadiran kompetisi ini bertujuan untuk memupuk semangat anak muda khususnya mahasiswa dalam memberdayakan UMKM lokal.
“Para mahasiswa yang terpilih ini menjadi bagai dari perpanjangan tangan perusahaan untuk melakukan pendampingan kepada UMKM Mitra Binaan. Tujuannya agar para pelaku UMKM bisa naik kelas,” katanya.
Selain melakukan pendampingan usaha, finalis yang akan terus bersaing hingga final ini juga memiliki peran besar. Sebagai anak muda mereka juga dituntut untuk dapat membimbing mitra binaan menuju pasar yang lebih luas termasuk lewat pemasaran digital.
Mitra binaan yang dibimbing sudah menunjukkan adanya peningkatan kemampuan mulai dari rasa kuliner kian bervariasi atau produk kerajianan yang terus memunculkan inovasi baru.
“Saya melihat perubahan yang cukup signifikan dari para peserta selama 1,5 bulan pendampingan. Apresiasi tentunya diberikan kepada mereka dengan tidak mengesampingkan bahwa mereka harus tetap berjuang memberikan yang terbaik hingga penilaian akhir,” jelas Rachmi.
*Peningkatan Level Usaha*
Program pendampingan UMKM dari para mahasiswa pilihan ajang kompetisi bisnis yang digelar oleh perusahaan Migas dan Petrokimia di Palembang ini dirasakan oleh Junaidi, pemilik usaha Keripik Tempe Bu Mar.
Bagi pria paruh baya ini, sejak mendapatkan pendampingan dari salah satu kelompok peserta, usahanya mengalami peningkatan penjualan.
Sebelum dibantu para mahasiswa biasanya seminggu paling banyak pesanan hanya 5 kg keripik. Setelah 1,5 bulan ini setidaknya setiap hari bisa memproduksi sebanyak 2 kg keripik per hari.
“Dari sana juga saya menyadari produksi skala banyak juga akan menekan biaya produksi dan tenaga. Waktu juga lebih efisien,” ujar Junaidi.
Manfaat lain yang dirasakan Junaidi pun cukup banyak. Kini dia tak lagi bingung ketika akan memasarkan produknya lewat media sosial sebab terbantu dengan cara promosi yang diajarkan.
“Saya juga mendapatkan pemahaman tentang kalkulasi untung dan rugi saat produksi. Meras terbantu sekali lewat program SMEEC ini,” katanya lagi.
*Dukung SDGs dan ESG*
Program SMEEC yang dijalankan secara kolaboratif oleh Kilang Pertamina Plaju dan mahasiswa ini mendukung tercapainya tujuan kedelapan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs), yakni meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Poin tujuan yang akan dicapai adalah target 8.3 yakni menggalakkan kebijakan pembangunan yang mendukung kegiatan produktif, penciptaan lapangan kerja layak, kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan mendorong formalisasi dan pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah, termasuk melalui akses terhadap jasa keuangan.
Bersamaan dengan itu, perusahaan kilang minyak tertua yang hingga kini masih beroperasi ini juga telah berupaya menjaga hubungan sosial dengan masyarakat melalui pemenuhan aspek Social sesuai kriteria ESG (Environmental, Social, and Governance).
(Adi/rp)