Palembang, rakyatpembaruan.com –
Danrem 044/Gapo Brigjen TNI M. Naudi Nurdika, SIP MSi MTr (Han), mengikuti Rapat Koordinasi Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2023, bersama Kepala BNPB RI, Letjen TNI Suharyanto, S.Sos., MM, bertempat di Griya Agung Jln. Demang Lebar Daun No.9, Kec. Ilir Barat I, Kota Palembang, Kamis (22/6/2023).
Rapat yang dipimpin Kepala BNPB turut diikuti oleh Gubernur Sumsel H. Herman Deru, S.H., M.M, Kapolda Sumsel Irjen Pol. A. Rachmad Wibowo, S.I.K., Kasdam II/Swj Brigjen TNI Ruslan Effendy, S.I.P, As Ops Kasdam II/Sriwijaya, DanLanud Sri Mulyono Herlambang, para Dandim Jajaran Korem 044/Gapo, Asisten Pemerintahan dan Kesra, Ka. Pelaksana BPBD Prov. Sumsel dan para Kepala Dinas Prov Sumsel.
Danrem 044/Gapo Brigjen TNI M. Naudi Nurdika, S.I.P., M.Si., M.Tr (Han), dalam laporannya mengatakan kebakaran hutan dan lahan di Prov. Sumsel setiap tahunnya menjadi ancaman serius terhadap kehidupan masyarakat yang menimbulkan banyak kerugian baik aspek ekonomi, sosial, kesehatan dan lingkungan.
“Sebagian besar kebakaran hutan dan lahan karena ulah manusia yang membuka lahan dengan cara membakar, karena cepat dan murah.” ucap Danrem
Dilanjutkan Danrem, Sinergitas antar stakeholder dan instansi-instansi terkait sangat diperlukan dalam penanganan karhutla di wilayah Sumsel. Berdasarkan data yang diterima dari bulan Januari s.d Juni 2023 sebanyak 810 titik api yang sudah terdata.
“Ada beberapa titik dengan jumlah karhutla yang terbesar dan rawan yang berada di Provinsi Sumsel sendiri yaitu sebesar 161 titik yang tersebar di 12 kabupaten Kota Se Provinsi Sumsel.” kata Danrem
Sementara itu Kepala BNPB RI, Letjen TNI Suharyanto, S.Sos., MM, mengatakan seperti yang kita ketahui, bahwa pada tahun 2023 ini kondisi cuaca berbeda dengan 3 tahun sebelumnya. BMKG sudah memprediksi tahun ini Indonesia akan mengalami kemarau yang lebih panjang dari tahun-tahun sebelumnya, termasuk di Provinsi Sumatera Seltan yang merupakan salah satu dari 6 provinsi prioritas dalam penanganan karhutla.
Kita harus mengingatkan bahwa pada tahun 2015 dan 2019 kebakaran hutan dan lahan yang terjadi cukup masif, yang tidak hanya berdampak terhadap lingkungan, tetapi juga ekonomi, sosial, hingga kesehatan masyarakat.
Oleh sebab itu, tahun ini kami mengajak seluruh personel yang hadir dapat turun langsung ke lapangan guna meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan agar kejadian pada tahun 2015 dan 2019 tidak terjadi kembali. ungkapnya
“Mari sama-sama satukan pikiran dan tindakan untuk sama-sama bersatu padu, dari pusat hingga daerah untuk mengutamakan pencegahan sebelum kebakaran hutan dan lahan terjadi.” tutup Letjen Suharyanto.(fer/rp)