Seperti dilansir Channel News Asia, Senin (6/3/2023), pengumuman itu disampaikan oleh Perdana Menteri (PM) Li Keqiang saat berbicara di hadapan para delegasi Kongres Rakyat Nasional (NPC) yang menggelar rapat di Beijing sejak Minggu (5/3) waktu setempat.
Pengumuman soal peningkatan anggaran militer itu disampaikan saat para pemimpin China menargetkan pertumbuhan ekonomi sekitar 5 persen untuk setahun mendatang — salah satu target terendah dalam beberapa dekade terakhir.
Li menyebut soal ‘upaya-upaya eksternal untuk menekan dan menghalangi China yang semakin meningkat’ saat mengungkapkan anggaran militer negara itu mencapai 1,55 triliun Yuan.
“Angkatan Bersenjata harus mengintensifkan pelatihan militer dan kesiapan di seluruh bidang,” tegas Li dalam pernyataannya.
“Militer harus mendedikasikan energi yang lebih besar untuk pelatihan dalam kondisi pertempuran, dan melakukan upaya terkoordinasi dengan baik untuk memperkuat kinerja militer di semua arah dan wilayah,” cetusnya.
Kenaikan belanja pertahanan untuk tahun ini menandai kenaikan satu digit untuk delapan kali berturut-turut. Seperti tahun-tahun sebelumnya, tidak ada detail lebih lanjut soal anggaran militer China yang diungkap ke publik, melainkan hanya disebutkan jumlah total dan besaran kenaikannya.
Pada Agustus tahun lalu, China menggelar latihan perang besar-besaran di dekat Taiwan untuk meluapkan kemarahan atas kunjungan kontroversial Ketua DPR AS saat itu, Nancy Pelosi, ke Taipei.
Dalam pernyataannya, Li juga mengatakan bahwa pengeluaran militer Beijing untuk tujuan-tujuan defensif memiliki persentase relatif rendah jika dibandingkan dengan Produk Domestik Bruto (PDB) negara itu. Dia juga memperingatkan bahwa para pengkritik ingin menjelekkan kenaikan anggaran militer itu sebagai ancaman untuk perdamaian dunia.
Sementara itu, diketahui bahwa anggaran pertahanan yang dilaporkan China tahun 2023 itu hanya mencapai seperempat dari anggaran pertahanan AS, meskipun banyak diplomat dan pakar asing meyakini Beijing tidak melaporkan jumlah anggaran sebenarnya.
Anggaran pertahanan AS untuk tahun fiskal 2023 disahkan sebesar US$ 858 miliar (Rp 13.129 triliun) dalam pengeluaran militer dan mencakup pendanaan untuk pembelian senjata, kapal dan pesawat, serta dukungan untuk Taiwan dan Ukraina yang melawan invasi Rusia.
(nvc/ita/detik)