Psikolog anak dan remaja Mutia Aprilia Permata Kusuma menyebut kebanyakan orangtua memilih jalan pintas dalam menenangkan anak dengan memberi gadget. Secara umum, gadget sebetulnya bukan barang ‘haram’ yang sama sekali tidak boleh disentuh anak, tetapi perlu dibatasi waktu penggunaannya.
Terlebih, di rentang seribu hari pertumbuhan anak, sebaiknya mereka lebih dulu ‘steril’ menggunakan gadget. Bukan hanya berpengaruh pada perkembangan bicara mereka, ada risiko gangguan kognitif yang bisa dialami anak jika terlalu dini mengenal dan sering bermain gadget.
“Kita pun sebagai orangtua nggak bisa selamanya menjauhakn gadget ini, meskipun banyak negatifnya tentu banyak juga positifnya, tetapi tentunya di usia 2 tahun pertama, lebih baik disteril dulu lah TV, handphonec tab, apapun jangan dulu,” terangnya dalam diskusi media di Gedung KemenPPPA, Selasa (23/4/2024).
“Kalau misal video call masih boleh, tetapi jangan terlalu lama, karena ini masa-masanya dia belajar bicara, kalau dia belajar bicara terus diinterupsi, dikasih gadget kelamaan, itu bisa terjadi speech delay atau terlambat bicara, ini kasusnya banyak sekali apalagi jaman sekarang karena anak-anak kayanya sudah punya tablet pribadi,” tutur dia.
Bila orangtua merasa ‘kepepet’ perlu membuat anak tenang di tengah kesibukan atau aktivitas lain, Mutia menyarankan untuk mencari pengalihan mereka lebih dulu. Bisa dengan mainan yang dibuat sekreatif mungkin oleh pada ortu.
“Jangan dibiarkan kebablasan, kalau ortu perlu waktu, berarti orang tuanya harus mikir dulu, kira-kira aktivitas apa ya yang bbisa mengganti gadget ini, orangtua harus pinter-pinter duku apa ya yang bisa dikasih, misalnya dikasih benda-benda yg aneh, dikasih botol minuman plastik misalnya isi daun-daunan kering, sampai anak anteng,” tandasnya.
“Jadi orangtua harus berpikir ekstra,” pungkas dia.
(naf/detik)
