Plaju, rakyatpembaruan.com –
Dominasi pekerja muda di Pertamina menjadi kekuatan tersendiri untuk mampu menangkap peluang bisnis yang kian dinamis.
Saat ini, dari total 875 pekerja di Kilang Pertamina Plaju, 73% di antaranya merupakan Generasi Y atau Milenial, dan 13% merupakan Generasi Z. Dengan modal kepemimpinan dan skill yang mumpuni, pekerja Kilang Pertamina Plaju diharapkan mampu menavigasi arah bisnis di tengah tantangan global yang semakin kompleks di masa depan.

Direktur Manajemen Risiko PT Pertamina (Persero) Ahmad Siddik Badruddin memaparkan pemahaman kondisi bisnis Pertamina Group yang semakin bergerak fleksibel menyesuaikan tantangan zaman, berikut risiko bisnis yang perlu dimitigasi bersama.
Hal itu ia sampaikan dalam kesempatan Board Greetings with Gen Z di Gedung Aneka Komperta Plaju, Kamis (16/1/2025) yang dihadiri lebih dari seratus pekerja muda subholding dan anak perusahaan Pertamina Group di Kota Palembang.
Hadir juga dalam kesempatan ini Direktur Manajemen Risiko PT Kilang Pertamina Internasional, Prayitno, General Manager RU III Hermawan Budiantoro dan jajaran pimpinan Pertamina Group di wilayah Sumsel.
Menurut Siddik, kilang adalah jantung energi yang harus dipertahankan keberadaannya. “Kilang minyak merupakan aset jantung dari industri Pertamina, yang sangat penting untuk dipertahankan dan dioptimalkan untuk mencapai swasembada energi,” ujarnya di hadapan pekerja muda.
Kilang menjadi aset penting Pertamina untuk mendukung kedaulatan energi, agar bangsa Indonesia dapat menentukan sendiri nasibnya.
*Peran Penting Generasi Muda*
Untuk mendukung tercapainya strategi tersebut, pekerja dari generasi muda diharapkan terus mengikuti perkembangan zaman, dan mampu menjadi garda terdepan dalam transformasi bisnis.
“Tugas kita di Subholding Refining & Petrochemical, mesti selalu upgrade teknologi, mengikuti perkembangan zaman, karena kita sedang menjalankan industri yang bergerak sangat cepat, kalau perwira (sebutan untuk Pekerja Pertamina) tidak upgrade, kita bisa ketinggalan,” tukasnya.
Pekerja muda, khususnya Generasi Milenial dan Z yang kini mendominasi di kilang Pertamina Plaju, diharapkan menjadi kekuatan yang dapat mengadaptasi dan membawa perubahan yang diperlukan dalam industri energi yang terus berkembang.
Dengan mental sebagai long life learner, pekerja muda akan menjadi pilar utama yang akan membawa industri kilang dan energi Indonesia menuju swasembada energi dan masa depan Indonesia yang lebih mandiri dan berkelanjutan.
*Tekankan Sinergi & Kolaborasi*
Sementara Direktur Manajemen Risiko PT KPI, Prayitno, menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi antar subholding maupun unit di Pertamina Group.
“Tantangan bisnis kita sangat besar, akan tetapi opportunity kita juga sudah ada, kita punya resources yang besar, apalagi yang sifatnya renewable, itu peluang-peluang yang kita miliki” ujar dia.
Diperlukan sinergi dan kolaborasi antar Pertamina Group serta unit-unit di Subholding Refining & Petrochemical agar mampu mengolah sumber daya yang besar tersebut menjadi jembatan menuju swasembada energi.
Pekerja juga terlihat antusias dan interaktif dalam Board Meeting ini. Selain pemaparan materi mengenai risiko, pekerja berkesempatan berbagai pengalaman dan berdiskusi langsung dengan Direksi.
Pekerja menceritakan bagaimana pengalaman, tantangan, dan risiko yang dihadapi pekerja di frontline di masing-masing subholding.
Melalui diskusi yang terbuka ini, para peserta bisa memperdalam pemahaman mereka mengenai inovasi teknologi dan pengelolaan kilang yang berkelanjutan.
Dengan berbagai perspektif yang dibahas, sesi interaktif ini diharapkan dapat memperkuat kemampuan peserta untuk berkolaborasi aktif dalam upaya mencapai swasembada energi di Indonesia.(Adi/Rp)