“Tidak ada pelanggaran terhadap perbatasan negara Rusia atau kedekatan berbahaya antara pesawat-pesawat itu di udara,” tegas TASS dalam laporannya.
Menurut laporan TASS, jet-jet tempur Sukhoi-35S milik Rusia ‘secara ketat mematuhi’ aturan internasional dan kembali ke pangkalan setelah pesawat militer AS menjauhi perbatasan Rusia.
Pentagon atau Departemen Pertahanan AS belum mengomentari insiden ini.
Kemudian pada Agustus 2020, dua pesawat militer Rusia dilaporkan melakukan pencegatan terhadap sebuah pesawat pengebom B-52 milik Angkatan Udara AS yang mengudara di atas Laut Hitam dan di perairan internasional.
Dikutip dari laman US Air Force, B-52H Stratofortress adalah pengebom berat jarak jauh yang dapat melakukan berbagai misi.
Pengebom ini mampu terbang dengan kecepatan subsonik tinggi di ketinggian hingga 50.000 kaki (15.166,6 meter). Pesawat ini dapat membawa persenjataan konvensional berpemandu nuklir atau presisi dengan kemampuan navigasi presisi di seluruh dunia.
Dalam konflik konvensional, B-52 dapat melakukan serangan strategis, close-air support, air interdiction, offensive counter-air dan maritime operations.
Semua B-52 dapat dilengkapi dengan dua sensor tampilan elektro-optik, inframerah, dan pod penargetan canggih untuk meningkatkan penargetan, penilaian pertempuran, dan keselamatan penerbangan, yang selanjutnya meningkatkan kemampuan tempurnya.
B-52 dilengkapi dengan pod penargetan tingkat lanjut. Pod penargetan memberikan deteksi target jarak jauh yang bisa ditingkatkan, identifikasi, dan pengawasan stabil berkelanjutan untuk semua misi.
Pesawat ini memiliki jangkauan tempur tanpa bahan bakar lebih dari 8.800 mil (14.080 kilometer).