Salah satu pedagang kurma di Tanah Abang, Karmi, mengaku ramainya pembeli dirasakan dalam sebulan terakhir ini. Mereka yang datang umumnya membeli kurma untuk persediaan saat puasa.
“Kalau mau puasa sekarang, alhamdulillah pasarnya juga sudah ramai. Sekarang sudah banyak pengiriman-pengiriman, banyak pembelinya juga dibanding sebelumnya,” kata Karmi saat ditemui detikcom di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (9/3/2024).
Perempuan 51 tahun itu menyebut omzetnya meningkat menjelang bulan puasa. Dia mengatakan omzetnya naik 70-80 persen dari sebelumnya.
“70-80 persen peningkatannya,” ujarnya.
Di toko miliknya, Karmi menuturkan menjual sekitar 50 jenis kurma. Karmi telah menggeluti bisnis penjualan kurma dan perlengkapan haji selama 25 tahun.
“Buka usaha dari ’98 (1998) di Tanah Abang, sekitar 25 tahun. Yang paling laku disini yang (kurma) Madina dan Tunisia Palem, kisaran harga per kilonya Rp 120 ribu,” jelasnya.
Sering Ditanya Pembeli soal Kurma Israel
Karmi lantas bercerita banyaknya pengunjung yang selektif mengenai daerah asal kurma yang dijual Karmi. Dia mengatakan hal itu kerap terjadi karena gerakan boikot produk Israel.
“Ada banyak pembeli yang selektif tanya, ‘ini kurma dari Israel nggak’, dari lama begitu, bukan baru sekarang,” katanya.
Kendati demikian, Karmi mengaku tak khawatir dengan berbagai isu yang ada. Dia pun memastikan tokonya tak menjual kurma dari Israel.
“Menurut saya, bisa jualan seperti ini kita sudah bersyukur banget. Soalnya, khas makanan-makanan ini sunahnya Rasul. Jadi ada makna tersendiri bagi saya,” pungkasnya.
(ond/zap/detik)