Miswanti misalnya, salah satu petani di Kecamatan Eromoko, Wonogiri, Jawa Tengah yang mengaku pernah memperoleh Rp 90 juta per satu kali panen.
“Tahun 2020, padahal kita sedang menghadapi pandemi, perekonomian kita terpuruk, untuk petani tembakau kita di Wonogiri Alhamdulillah masih ada hasil, dan saya sendiri masih mengantongi Rp 90 juta untuk tembakau wonogiri,” kata Miswanti dalam acara Diskusi Media: Tanam Raya Tembakau, Kamis (7/7/2022).
Sementara itu, Roni, petani tembakau lainnya mengungkapkan bisa memperoleh hingga Rp 27 juta dalam sekali panen. Menurutnya hasil tersebut jauh lebih baik dibanding saat dirinya menjadi buruh di Solo, Jawa Tengah.
“Kalau panen terakhir totalnya sekitar 50 kilogram, saya dapatnya kira-kira Rp 27 juta,” ungkap Roni.
Namun, Roni tidak mengetahui pasti rincian uang yang diterimanya dari panen. Sebab, harga daun tembakau berbeda-beda tergantung kualitas daun tembakau.
Karena sangat tergantung cuaca, menurut Roni tembakau hanya bisa panen satu kali dalam setahun. Setelah panen, lahan bekas tembakau akan dialihfungsikan ke tanaman lain, seperti palawija atau padi.
Meski dipandang menguntungkan, petani tembakau pernah mengalami beberapa kendala. Misalnya, masalah kekeringan tahun 2019 yang membuat sebagian lahan petani tembakau tidak bisa ditanami.
Terkait masalah kekeringan, petani tembakau mengakalinya dengan membeli air dari mobil tangki. Meskipun, tetap ada sebagain lahan yang gagal tertanami.
(dna/dna/detik)