Seperti dilansir Reuters, Rabu (12/4/2023), rencana penutupan wilayah udara oleh Beijing itu diungkapkan oleh empat pejabat yang mengetahui rencana tersebut kepada Reuters. Namun keempat pejabat yang berada di luar wilayah China itu tidak bisa disebut identitasnya karena sensitivitas persoalan itu.
Kementerian Luar Negeri China dan Taiwan belum memberikan komentar resmi atas laporan tersebut.
Disebutkan keempat sumber itu bahwa pembatasan wilayah udara oleh China tersebut akan mengganggu wilayah informasi penerbangan (FIR) di wilayah Taiwan bagian utara.
Soal alasan penutupan wilayah udara di dekat Taiwan itu, keempat sumber itu mengaku tidak mengetahui secara jelas alasannya.
Rencana menutup wilayah udara itu mencuat setelah China selesai menggelar latihan perang besar-besaran selama beberapa hari di perairan sekitar Taiwan.
Latihan perang itu menjadi respons atas kunjungan Presiden Tsai Ing Wen ke Amerika Serikat (AS) dan pertemuannya dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy di California, yang memicu kemarahan Beijing.
Menurut OPSGROUP selaku asosiasi industri penerbangan yang memberi nasihat soal risiko penerbangan, pembatasan wilayah udara yang sebelumnya diberlakukan ketika militer China menggelar latihan perang pada Agustus tahun lalu berdampak pada gangguan
Bahkan pada saat itu, sejumlah pilot terpaksa membawa bahan bakar ekstra pada pesawat-pesawat yang mereka terbangkan melintasi kawasan tersebut.
(nvc/ita/detik)