Dilansir melalui Straitstimes, Sabtu (26/8/2022), Wakil Presiden Departemen Bisnis Luar Negeri CRRC Qingdao Sifang, Ma Qiang mengatakan, kereta tersebut akan dibawa oleh Cosco Shipping Specialized Carriers, operator pengiriman khusus terbesar di China.
Ia menambahkan, pengiriman kereta gelombang pertama ini akan sampai di Jakarta dalam beberapa hari, sedangkan pengiriman sisanya akan diselesaikan secara bertahap pada awal 2023.
Secara keseluruhan, anak perusahaan China Railway Rolling Stock itu akan mengangkut 11 set kereta penumpang listrik dan kereta inspeksi ke Indonesia untuk proyek penting di bawah Belt and Road Initiative (BRI).
Ma mengatakan, pengiriman kereta-kereta tersebut menjadi dasar utama dalam penyelesaian Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung. Setelah selesai, kereta ini akan menjadi yang pertama di Asia Tenggara yang mampu melaju dengan kecepatan hingga 350 km/jam dan menempuh jarak 142 km.
Dengan adanya kereta ini, ia menambahkan, akan memangkas waktu tempuh antara Jakarta dan Bandung, dari yang biasanya capai lebih dari tiga jam menjadi hanya 40 menit.
Sementara itu, untuk konstruksi lintasannya sendiri, PT Kereta Cepat Indonesia-China mengatakan saat ini progres telah capai 85% pada Juli. Ditargetkan akhir tahun sudah selesai seluruhnya.
Perlu diketahui, kesebelas kereta penumpang yang juga dikenal sebagai electric multiple unit (EMU) ini memiliki teknologi canggih, protokol keselamatan, kemampuan beradaptasi lingkungan yang kuat, dan karakteristik lokal yang khas.
Kepala Perancang EMU di CRRC Qingdao Sifang, Zhang Fangtao mengatakan, per delapan gerbong kereta terdiri atas satu gerbong kelas satu, satu gerbong makan dan enam gerbong kelas dua, dengan total kapasitas tempat duduk 601 penumpang.
“EMU dilengkapi dengan 2.500 titik pemantauan untuk deteksi tepat waktu, peringatan dini, dan diagnosis semua sistem utama. Kereta inspeksi telah dirancang untuk menyediakan fungsi inspeksi komprehensif untuk kereta api cepat Jakarta-Bandung, termasuk beragam peralatan inspeksi. Untuk penyelarasan trek, kabel overhead, dan sistem komunikasi dan sinyal,” kata Zhang.
(fdl/fdl/detik)