Jakarta – Kementerian Kesehatan Malaysia (MOH) melaporkan ada 20.696 kasus baru COVID-19 sepekan pada 10-16 Desember (Minggu epidemiologi/ME 50/2023) di negara tersebut. Angka ini naik dari minggu sebelumnya yakni 3-9 Desember yang mencatat sebanyak 12.757 kasus.
Melalui pernyataan resmi, Menteri Kesehatan Malaysia Dr Dzulkefly Ahmad mengatakan, terdapat peningkatan sekitar 62,2 persen dari minggu sebelumnya. Sekitar 97 persen dari total kasus dilaporkan berisiko rendah karena mengeluhkan gejala ringan.
“Kami siap menghadapi kemungkinan terjadinya lonjakan atau gelombang seperti itu,” kata Dr Dzulkefly, dalam konferensi pers, dikutip CNA, Selasa (19/12/2023).
“Kementerian Kesehatan juga memantau secara ketat kapasitas rumah sakit dalam hal pengelolaan tempat tidur dan perawatan pasien,” imbuhnya lagi.
Meski terjadi peningkatan secara signifikan, Dzulkefly mengatakan Malaysia saat ini tidak berencana untuk menerapkan kembali pembatasan seperti pada saat era pandemi COVID-19.
Ia juga menambahkan, meskipun jumlah infeksi meningkat, situasi saat ini di Malaysia masih terkendali dengan baik. Hal ini dikarenakan Kemenkes Malaysia telah memperkuat lima poin rencana pengelolaan COVID-19.
“Untuk saat ini, kami tidak mempertimbangkan untuk mengaktifkan kembali MCO, meski banyak orang yang membicarakannya di X,” lanjutnya lagi.
Adapun lima poin tersebut antara lain penelusuran komunitas melalui sistem TRIIS (test, laporan, isolasi, informasikan dan cari), pemantauan fasilitas kesehatan, serta digitalisasi penanganan pandemi melalui aplikasi MySejahtera.
“Saat ini, situasi tersebut tidak membebani fasilitas kesehatan kami,” kata Dr Dzulkefly
“Jaga jarak satu sama lain, praktikkan kebersihan yang baik, kenakan masker di dalam ruangan atau ruang ramai dan dapatkan suntikan booster, terutama yang termasuk dalam kategori risiko tinggi,” imbuhnya lagi.
(suc/naf/detik)