BMKG memonitor hujan intensitas sangat lebat hingga ekstrem sejak tanggal 22 April 2024 masih terjadi di sejumlah wilayah, antara lain di Luwu Utara (Sulawesi Selatan), Banjarbaru (Kalimantan Selatan), Kapuas Hulu (Kalimantan Barat), dan Tanjung Perak Surabaya (Jawa Timur).
“Kondisi tersebut turut memicu terjadinya bencana hidrometeorologi di beberapa wilayah,” tulis BMKG dalam keterangan yang dirilisnya, Sabtu (27/4/2024).
Potensi Cuaca Ekstrem di Sejumlah Wilayah
Kepala Pusat Meteorologi Publik, Andri Ramdhani menerangkan bahwa bulan April 2024 merupakan periode peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem.
Cuaca ekstrem tersebut dapat berupa seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, angin puting beliung, dan fenomena hujan es.
Andri menyebut, salah satu ciri dari peralihan musim adalah pola hujan yang biasa terjadi pada sore hingga menjelang malam hari dengan didahului adanya udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari. Hal ini terjadi karena radiasi matahari yang diterima pada pagi hingga siang hari cukup besar dan memicu proses konveksi (pengangkatan massa udara) dari permukaan bumi ke atmosfer sehingga memicu terbentuknya awan.
Karakteristik Hujan di Masa Peralihan Musim
Kemudian, Andri menjelaskan tentang karakteristik hujan pada periode peralihan cenderung tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat. Apabila kondisi atmosfer menjadi labil/tidak stabil maka potensi pembentukan awan konvektif seperti awan Cumulonimbus (CB) akan meningkat.
Awan Cumulonimbus ini erat kaitannya dengan potensi kilat/petir, angin kencang, puting beliung, bahkan hujan es. Dalam dua hingga tiga hari ke depan, kata Andri, potensi labilitas Lokal Kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal terdapat di hampir sebagian besar wilayah Indonesia.
Imbauan untuk Waspada terhadap Bencana
Lebih lanjut, Andri mengimbau masyarakat agar tetap tenang meski perlu tetap waspada terhadap potensi bencana terutama banjir yang sewaktu-waktu dapat terjadi, mengenali potensi bencana di lingkungan masing-masing khususnya di daerah rawan bencana, serta dengan langkah-langkah sederhana salah satunya dengan tidak membuang sampah sembarangan, bergotong royong menjaga kebersihan dan menata lingkungan sekitarnya.
“Pantau terus informasi peringatan dini cuaca melalui aplikasi infoBMKG untuk mendapatkan informasi yang lebih detail,” tambah Andri.
(wia/idh/detik)