Derita Warga India Dilanda Gelombang Panas, Suhu 45 Derajat Celsius!

0
New Delhi – India tengah menghadapi gelombang panas ekstrem mulai dari wilayah barat laut hingga wilayah tenggara, dengan ibu kota New Delhi berada di bawah peringatan cuaca buruk. Suhu udara di salah satu wilayah India bahkan dilaporkan mencapai 45 derajat Celsius.

Seperti dilansir Associated Press, Selasa (23/5/2023), Departemen Meteorologi India merilis peringatan gelombang panas untuk tujuh negara bagian yang ada di bagian selatan dan tengah negara itu sejak pekan lalu.

Pada Senin (22/5), peringatan diperluas hingga ke New Delhi dan beberapa wilayah di India bagian utara saat suhu udara melampaui batas normal.

Peringatan itu mengingatkan bahwa panas terik akan terus berlanjut hingga beberapa hari ke depan, sebelum hujan mengguyur dan mengurangi panas yang merajalela. Dijelaskan juga bahwa musim penghujan di wilayah barat daya sedikit tertunda untuk tahun ini, dan diprediksi baru akan mengguyur pada pekan pertama bulan Juni mendatang, sehingga membuat suhu udara tetap tinggi lebih lama dari biasanya.

Di wilayah Uttar Pradesh, suhu udara sempat melampaui 45 derajat Celsius, yang membuat beberapa area mengalami pemadaman listrik selama lebih dari 12 jam. Pemadaman tetap dilakukan meskipun ada perintah bulan Maret agar semua pembangkit listrik di India beroperasi dengan kapasitas penuh untuk mengurangi pemadaman listrik.

Gelombang panas negara bagian itu, menurut pejabat cuaca setempat, kemungkinan akan berlanjut hingga dua hari ke depan.

Ratusan warga yang merasa frustrasi dengan pemadaman listrik itu menggelar unjuk rasa di luar gedung pembangkit listrik di dekat ibu kota Lucknow dan melakukan pemblokiran ruas jalanan setempat pada akhir pekan.

“Pemadaman listrik berarti tidak ada AC, tidak ada kipas angin dan bahkan tidak ada air. Panas terik telah membuat hidup kami tak tertahankan dan kurangnya daya listrik menambah kesengsaraan kami,” tutur seorang warga Lucknow, Ramesh Gupta, mencurahkan rasa frustrasinya.

Gupta menambahkan bahwa istrinya terpaksa tidur di dalam mobil dengan pendingin udara menyala di level tinggi agar bayi mereka yang berusia 9 bulan berhenti menangis.

Panas ekstrem memaksa banyak penduduk kota itu untuk tetap berada di dalam ruangan. “Kami telah menjadi tahanan musim panas tanpa henti karena tidak ada yang mau pergi keluar,” ucap seorang warga lokal lainnya, Sudhir Sehgal, yang berprofesi sebagai guru.

Tak hanya siang hari, suhu udara pada malam hari juga naik, yang meningkatkan permintaan pasokan listrik untuk operasional pendingin udara dan kipas angin.

Bulan-bulan musim panas utama, yakni April, Mei dan Juni, selalu diselimuti cuaca panas di sebagian besar wilayah India sebelum musim hujan membawa suhu yang lebih dingin. Namun suhu udara menjadi lebih intensi dalam satu dekade terakhir.

Selama gelombang panas melanda, India biasanya juga mengalami kekurangan air yang parah, dengan puluhan juta dari total 1,4 miliar jiwa penduduk kekurangan pasokan air bersih.

Studi oleh World Weather Attribution, kelompok akademik yang meneliti sumber panas ekstrem, mendapati bahwa gelombang panas yang menyelimuti sebagian wilayah Asia Selatan pada bulan April setidaknya 30 kali lebih mungkin terjadi akibat perubahan iklim.

Panas ekstrem pada April lalu menyebabkan sedikitnya 13 orang tewas saat menghadiri acara pemerintah di Mumbai. Beberapa negara bagian juga terpaksa meliburkan sekolah selama seminggu.

Asia Selatan, menurut berbagai studi iklim global, dianggap sebagai salah satu kawasan yang paling rentan terhadap perubahan iklim di dunia. India yang merupakan negara terbesar dan terpadat di kawasan itu, diketahui menjadi penghasil gas emisi terbesar ketiga di dunia.

(nvc/ita/detik)