Cue Cafe dan Gallery Kaleb yang diresmikan Senin (19/12) dikelola oleh Komunitas Tuli Peduli Bitung (Kaleb) yang didukung oleh Pertamina melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan. Pertamina memberikan pelatihan keterampilan mengolah makanan dan meracik kopi sehingga para difabel dapat menyajikan makanan dan minuman lezat ala kafe.
Selain kafe, terdapat pula galeri yang menjual produk kreatif seperti kaos, goodie bag, dan gantungan kunci serta dompet dari batok kelapa hasil dari tangan-tangan kreatif komunitas difabel Kaleb.
Pendiri Kaleb Donna Charista berterima kasih kepada Pertamina atas bantuan untuk memberdayakan para difabel di Bitung.
“Teman-teman Kaleb merasa senang sekali diberi wadah untuk berkarya dan menjadi mandiri, mereka merasa bahwa mereka juga mampu seperti orang lain yang tidak memiliki keterbatasan, mereka bisa bekerja dengan gigih dan memperjuangkan hidup mereka,” kata Donna dikutip dalam keterangan tertulis, Rabu (21/12/2022).
Executive General Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi Erwin Dwiyanto pada peresmian Cue Café dan Gallery Kaleb yang dilakukan Senin (19/12), mengatakan dampak dari program pemberdayaan terhadap difabel jika terus dikembangkan dapat mengurangi bahkan menghilangkan sikap diskriminasi terhadap teman-teman difabel.
“Mereka tidak butuh dikasihani, dispesialkan namun mereka butuh diberikan kesamaan kesempatan dalam segala aspek penyelenggaraan negara atau dapat kita mulai dalam lingkup terkecil dulu yakni kesempatan dalam hidup mandiri dan sejahtera,” tutur Erwin.
Lebih lanjut Erwin mengajak kepada seluruh tamu yang hadir dalam acara peresmian tersebut untuk menghargai hasil karya kaum difabel dan membangkitkan semangat mereka melalui Cue Cafe dan Gallery ini.
Sebagai informasi, komunitas KALEB terbentuk sejak tahun 2018 dan mulai dibina oleh Pertamina sejak tahun 2019. Sebelum dibina, komunitas Kaleb menjadi tempat berkumpul para difabel tuna rungu dan tuna wicara.
Donna Chira yang merupakan pendiri dari Kaleb membentuk komunitas ini dengan harapan teman-teman difabel memiliki tempat untuk berkumpul dan bercerita, agar mereka tidak mudah terjerumus ke dalam obat-obat terlarang, pergaulan bebas, atau pun ancaman sosial lainnya.
Erwin mengungkapkan Pertamina Integrated Terminal Bitung yang berlokasi tidak jauh dari tempat kumpul komunitas Kaleb melihat peluang dalam pemberdayaan kelompok rentan. Sehingga pada tahun 2019 Pertamina mulai melakukan pendekatan kepada teman-teman difabel dan mulai masuk melakukan pendampingan. Bentuk pendampingan yang dilakukan Pertamina IT Bitung saat pertama kali adalah pelatihan dan edukasi bahasa isyarat, pengadaan alat bantu dengar, pengadaan mesin jahit dan print, serta pengadaan alat dan bahan untuk kegiatan pengelolaan sampah organik dan anorganik.
Pada tahun 2020 Pertamina IT Bitung memberikan pelatihan dan alat sablon serta membuatkan kafe literasi untuk Kaleb. Ketika COVID-19 mulai masuk ke Indonesia, Pertamina IT Bitung memberi pelatihan keterampilan menjahit kepada Kaleb agar komunitas ini bisa tetap eksis dengan memproduksi masker kain dan hand sanitizer.
Selanjutnya pada tahun 2021 bentuk pendampingan yang dilakukan oleh Pertamina mulai merambah ke pendampingan usaha kuliner, pelatihan membuat kerajinan kriya dari batok kelapa, hingga ke pelatihan menjadi seorang barista. Setelah mulai terlihat produk-produk hasil produksi anggota Kaleb seperti kaos sablon, kerajinan kriya, meracik kopi dan membuat makanan, akhirnya dibuatkanlah Cafe Cue dan Gallery Kaleb.
(fhs/ega/detik)