Makassar -Arman, seorang sopir taksi online di Makassar, Sulsel, menjadi korban penyekapan oleh sejumlah orang. Usai disekap, korban kemudian dibawa para pelaku ke Gorontalo, lalu dibuang dan mobil serta barang-barangnya dirampas oleh para pelaku.
“Ya jadi berdasarkan laporan dari masyarakat kami di Makassar memang adanya penculikan dan pencurian terhadap mobil dan beberapa barang yang dia bawa,” ujar Kanit Jatanras Polrestabes Makassar, Iptu Afhi Abrianto, Jumat (27/8/2021).
Kini korban diketahui telah kembali ke Makassar, usai keluarga korban melihat sebuah video viral di media sosial saat seorang warga memviralkan korban yang ditemukan di sebuah bukit di Gorontalo. Saat ditemukan kondisi korban terdapat luka lebam dan tangan terikat.
Korban pun langsung dipanggil polisi diambil keterangannya. Dari keterangan korban, sempat dipesan oleh seseorang yang mengenalnya dan kemudian tiba-tiba dia mengancam korban dengan senjata tajam.
“Kronologisnya korban merupakan ojek online dimana dia dipesan secara offline yang memang dia kenal orang yang dia pesan tersebut jadi dijemput di rumahnya diajak untuk membeli CCTV, lalu memakan sop saudara di salah satu restaurant di Makassar. Saat di toko tersebut korban diancam seorang yang membawa badik diancam melalui pundaknya untuk menghadirkan dua mobil yang awalnya dibilang digelapkan oleh korban,” jelas Afhi.
Sementara untuk peristiwa ini terjadi pada tanggal 6 Agustus hingga 16 Agustus lalu. Para pelaku sempat mengajak korban berputar-putar di wilayah Makassar, memindahkannya dari mobil ke mobil lain hingga dibawa ke Gorontalo.
“Lalu pelaku membawa ke mobilnya dan menutupnya dengan lakban matanya lalu ada pemukulan terhadap korban lalu korban di bawa ke area Tanjung Bayam Makassar dan korban dipindahkan ke mobil lainnya di situ korban mengaku di bawa mobil sampai 10 hari sampai di perbatasan Gorontalo disana korban diturunkan dan baru mencari bantuan untuk dihubungi keluarganya,” ungkap Afhi.
Hingga kini, polisi masih menyelidiki lebih lanjut motif para pelaku melakukan penculikan dan perampokan ini. Namun, polisi mengejar beberapa orang yang telah dikantongi identitasnya.
“Kalau motif kami masih lakukan penyelidikan pendalaman dari keterangan korban karena pelaku masih kami cari tapi ada beberapa nama yang sudah kami kantongi, yang akan kita kejar guna mempermudah kami untuk menangkap pelaku lainnya dan menyelesaikan kasus ini,” kata Afhi.
Arman menceritakan soal awal dibawa para perampok itu. Sebelum menyekap dan merampas barang-barang korban, para pelaku sempat mengancam korban dan memaksanya ikut ke dalam mobil.
“Saya masuk makan di sop saudara, baru saya duduk belum saya makan, ada orang tarik dari belakang lalu bilang ‘kau ikut ke kantor’ saya bilang ‘apa masalahku’ dia bilang ‘jangan banyak bicaramu ikut saja’ lalu dia bawa saya keluar masuk ke dalam mobil,” ujar Arman.
Setelah membawa korban, para pelaku juga membawa mobil korban dengan alasan mobil tersebut merupakan kendaraan bermasalah.
“Mereka (pelaku) minta kunci mobil saya dan bilang ini barang bukti, dia kasih naik (saya) di mobil saya (lalu) dibawa ke Tanjung Bayam. Disana dipindahkan di mobil coklat selesai itu di situ dilakban dan dipukul,” kata Arman.
Kejadian itu diketahui berlangsung selama sepuluh hari oleh beberapa orang. Hingga saat berada di sebuah bukit di daerah Gorontalo, para pelaku akhirnya memutuskan untuk membuang korban dan membawa lari mobilnya.
“Perasaan saya yang kasih naik satu orang, kiri dan kanan, seperti nya ada di depan, jadi kayaknya lima orang. Saya dibawa di batas Gorontalo dengan Menado di situ di gunung saya dibuang,” kata Arman.
Lanjut Arman, setelah ditinggalkan para pelaku dirinya langsung mencari rumah warga sekitar meminta pertolongan. “Warga di situ sementara duduk dia siaran langsung di Facebook-nya dan (akhirnya) ditahu oleh keluarga saya,” lanjut dia.
(rfs/jbr/detik)