Dusun Sembilang Menolak Terbelakang

0

Palembang, rakyatpembaruan.com –

Di Dusun Sembilang, Desa Sungsang IV yang terletak di Kecamatan Banyuasin II, Kabupaten Banyuasin, keterbelakangan sosial masih menjadi realita. Desa yang termasuk dalam kawasan pesisir pantai ini diselimuti oleh kondisi kehidupan yang serba sulit. Akses air bersih dan listrik yang merupakan kebutuhan dasar, masih menjadi barang langka di sana.

Karena mayoritas penduduk Sembilang hanya menamatkan bangku sekolah dasar, ibu-ibu di sana bahkan tidak bisa mengajarkan anaknya kemampuan baca tulis hitung (calistung). Soal pelayanan kesehatan pun, masih menjadi PR setempat.

Di sisi lain, jiwa kewirausahaan penduduk setempat pun belum sepenuhnya terasah. Mayoritas kaum perempuan yang berstatus Ibu Rumah Tangga (IRT), tidak mampu berbuat banyak untuk menopang perekonomian keluarga.

Sehingga, hasil tangkapan laut yang sebenarnya bisa diolah, belum memiliki nilai tambah. Apalagi, rendahnya literasi keuangan kaum ibu-ibu sebagai ‘bendahara’ rumah tangga, turut menjadi hambatan utama dalam mencapai kemapanan finansial.

Namun, Sembilang punya mimpi untuk tak lagi terbelakang. Berbagai upaya menjadi mandiri, baik secara swadaya maupun dengan langkah kolaboratif dari luar dusun, terus dilakukan.

Sentuhan datang dari PT Kilang Pertamina Internasional (KPI). Salah satu Refinery Unit (RU) atau kilang Pertamina yang dikelola oleh PT KPI, berdiri di Sumatra Selatan, tepatnya di Plaju, Kota Palembang, serta kilang Sungai Gerong yang berdiri terpisah oleh Sungai Komering yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kabupaten Banyuasin.

Sebagai perusahaan migas yang menopang ketahanan energi nasional, salah satu proses bisnis yang dijalankan oleh Kilang Pertamina Plaju adalah memastikan kelancaran rantai pasok crude oil atau minyak mentah, untuk diolah menjadi produk BBM dan petrokimia. Selain memperoleh crude lokal dari sumur-sumur minyak yang ada di Sumbagsel, akses bahan baku lainnya juga diperoleh dari crude domestik yang disuplai menggunakan kapal.

Sungai Musi, menjadi saluran transportasi utama kapal-kapal yang melabuhkan crude untuk diolah di Kilang Pertamina Plaju. Selat Bangka yang menjadi titik awal masuknya kapal-kapal tersebut, secara geografis berdekatan dengan daerah Sembilang di Kecamatan Banyuasin II.

*Hadirkan Program Bahari Sembilang Mandiri*

Dengan Visi Perusahaan “Sebagai Kilang Minyak dan Petrokimia yang Kompetitif di Asia Pasifik Tahun 2023”, Pertamina Plaju secara strategis berkomitmen terhadap pembangunan yang berkelanjutan dengan memberikan manfaat pada ekonomi, sosial, lingkungan serta hukum dan tata kelola.

Salah satu pendekatan bisnis perusahaan juga berfokus pada upaya mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera terutama di sekitar wilayah operasi perusahaan, dan lokasi binaannya. Hal tersebut, terwujud dalam beberapa program Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL), salah satunya ialah Bahari Sembilang Mandiri yang menyasar masyarakat di Dusun Sembilang.

Program yang diinisiasi sejak 2021 ini, menjadi bukti keseriusan Kilang Pertamina Plaju dalam membantu pemerintah membawa dampak yang dirasakan langsung oleh masyarakat, baik dalam aspek lingkungan, sosial maupun ekonomi.

Dimulai dari pembangunan perpustakaan dan rumah edukasi sebagai pendukung pendidikan non formal terutama untuk ibu-ibu yang putus sekolah, berikut buku-buku bacaan dan kegiatan belajar mengajar di dalamnya.

Setidaknya setelah sejak bulan bulan April 2022 hingga Juni 2023, program pendidikan non formal ini sudah menjaring 35 ibu-ibu yang aktif belajar dan telah mampu dalam membaca, menulis dan berhitung.

Ibu Keteng (45) warga Dusun Sembilang sebelumnya hanya bisa menghitung uang, tapi tidak baca tulis. “Karena ada kegiatan pendidikan non formal ini, saya sudah bisa baca dan tulis, tidak buta huruf lagi, alhamdulillah,” ucapnya penuh syukur.

Pada aspek peningkatan ekonomi rumah tangga, para ibu-ibu diberikan pelatihan pengolahan ikan asin yang kini telah tersertifikasi halal dengan kemasan menarik untuk memperluas pasar, melalui penguatan lembaga Koperasi Sembilang Maju Bersama, sebagai soko guru perekonomian kerakyatan.

Pendapatan dari mengolah hasil laut menjadi ikan asin, telah berhasil meningkat ke rata-rata 1 juta perbulannya untuk setiap anggota, dimana nominal ini berpotensi terus bertambah, seiring dengan geliat inovasi dalam olahan, kemasan, maupun jejaring pemasaran yang semakin diperluas.

Lina (41) misalnya, dengan adanya sertifikasi halal dan kreasi kemasan yang dibantu lewat program Bahari Sembilang Mandiri, usaha ikan asinnya kini mulai dilirik toko-toko setempat. “Sehingga hasil tangkapan tidak hanya untuk makan saja, tapi dijual dan mendatangkan penghasilan dari situ,” katanya.

Tidak hanya itu, dalam Program Bahari Sembilang Mandiri, Kilang Pertamina Plaju juga berfokus pada upaya pelestarian keanekaragaman hayati. Salah satu upayanya yakni dilakukan penanaman 33.000 batang mangrove di lahan dengan luas 10 Ha yang sempat rusak akibat aktivitas tambak liar.

Masyarakat termasuk kaum ibu-ibu pun dibuat berperan serta dalam mendukung pelestarian lingkungan, dengan adanya usaha pembibitan mangrove oleh petani yang kemudian dibeli untuk ditanam di area konservasi.

Miftah (35) wanita paruh baya setempat turut kena percikan berkah, karena pesanan bibit yang melimpah semenjak ia menjadi petani mangrove. “Lumayanlah nambah-nambah pendapatan untuk keluarga,” tuturnya.

*Harapkan Kesinambungan*

Area Manager Communication, Relations & CSR Kilang Pertamina Plaju Siti Rachmi Indahsari, menyebut bahwa pihaknya akan terus berkomitmen penuh dalam membuka asa masyarakat di Dusun Sembilang.

Rachmi mengatakan, melalui sinergi dengan berbagai stakeholder dalam program Bahari Sembilang Mandiri, diharapkan dapat memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat di Dusun Sembilang, dan terus kontribusi positif sebagai tanggung jawab sebuah perusahaan.

“Kita memiliki mimpi dan tujuan yang sama dalam membuka asa Sembilang untuk kehidupan yang lebih baik, dan tentu berharap hadirnya program Bahari Sembilang Mandiri ini dapat memberi manfaat yang lebih luas,” katanya.

Rachmi berharap, pihaknya dapat bersama-sama para stakeholder membangun asa masyarakat Sembilang secara berkesinambungan.

“Kami berharap, program ini dapat terus berkesinambungan dengan terus bergandengan tangan dengan para stakeholder terkait,” sambungnya. (adi/rp)