Eks Menkeu Inggris Rishi Sunak Calon Terkuat Pengganti Perdana Menteri Boris Johnson

0

London – Mantan Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak memenangkan putaran pertama pemungutan suara calon pemimpin Partai Konservatif dan Perdana Menteri Inggris. Rishi Sunak yang mendapatkan suara tertinggi menjadi calon terkuat pengganti Boris Johnson.

Seperti dilansir kantor berita Reuters, Kamis (14/7/2022). Rishi Sunak mendapatkan 88 suara. Jumlah suara tersebut mengungguli Menteri Perdagangan Junior Inggris Penny Mordaunt yang mendapatkan 67 suara.

Kemudian pada posisi ketiga yakni Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss dengan 50 suara. Selanjutnya diikuti, anggota Parlemen Inggris Kemi Badenoch dengan 40 suara, Tom Tugendhat menerima 37 dan Suella Braverman menerima 32.

Sementara itu, Menteri Keuangan Inggris Nadhim Zahawi dan mantan Menteri Kabinet Jeremy Hunt tersingkir. Sebagai informasi, untuk setiap putaran akan ada nama yang tersingkir.
Untuk diketahui, Boris Johnson mundur dari jabatannya sebagai Perdana Menteri Inggris. Meski Boris Johnson telah mengundurkan diri dari posisinya itu, namun penggantinya belum ditentukan. Perlu persiapan yang cukup hingga akhirnya penentuan PM yang baru.

Dilansir dari Kantor Berita AFP, Selasa (12/7), Partai Konservatif menyebut pengganti Boris akan diumumkan pada 5 September. Partai Konservatif merupakan pemenang dalam pemilu.

“Kami perlu memastikan ada waktu yang cukup sebelum hasilnya diumumkan pada 5 September,” kata Ketua Komite 1922, Graham Brady, yang berpengaruh di Konservatif, mengatakan kepada wartawan saat ia mengungkapkan rincian jadwal pemilihan pimpinan partai.

Diketahui sebelumnya, PM Inggris Boris Johnson mengundurkan diri sebagai pemimpin Partai Konservatif pada hari Kamis (7/7) waktu setempat. Dia mengatakan akan tetap sebagai perdana menteri sementara partai memilih pemimpin baru.

Mengingat bahwa Partai Konservatif memenangkan pemilihan terakhir dengan telak, negara itu tidak perlu menggelar pemilu baru. Sebaliknya, minggu depan, sekelompok kecil legislator Konservatif di dalam Parlemen – yang dikenal sebagai Komite 1922 – akan menentukan aturan untuk pemilihan kepemimpinan baru yang akan membantu memilih pengganti Johnson dari sekitar 350 atau lebih anggota parlemen Konservatif.

(maa/maa/detik)