Eks PM Israel Serukan Serangan untuk Hancurkan Fasilitas Nuklir Iran

0
Jakarta – Mantan Perdana Menteri (PM) Israel Naftali Bennett menyerukan serangan untuk menghancurkan fasilitas nuklir Iran, menyusul serangan rudal besar-besaran yang diluncurkan Iran ke Israel.

“Kita harus bertindak sekarang untuk menghancurkan program nuklir Iran, fasilitas energi utamanya, dan melumpuhkan rezim teroris ini,” tulis Bennett di media sosial X beberapa jam setelah serangan rudal Iran terhadap Israel pada hari Selasa (1/10).

“Kita punya pembenaran. Kita punya alatnya. Sekarang setelah Hizbullah dan Hamas lumpuh, posisi Iran terekspos,” tulis Bennett, dilansir kantor berita AFP, Rabu (2/10/2024).

Dalam pernyataan terpisah, pemimpin oposisi utama Israel Yair Lapid mengatakan Iran harus membayar “harga yang signifikan dan mahal” atas serangan rudal itu.

“Teheran tahu bahwa Israel akan datang. Responsnya harus tegas dan harus mengirimkan pesan tegas kepada poros teror di Suriah, Irak, Yaman, Lebanon, Gaza, dan di Iran sendiri,” kata Lapid, yang juga sempat menjabat sebagai perdana menteri pada tahun 2022.

Iran dituduh berupaya mengembangkan senjata atom, meskipun republik Islam itu bersikeras program nuklirnya untuk tujuan damai.

Israel dikenal luas memiliki senjata nuklir tetapi tidak pernah mengakuinya.

Serangan rudal pada hari Selasa adalah serangan langsung kedua Iran terhadap Israel setelah serangan rudal dan drone pada bulan April lalu. Serangan itu sebagai balasan atas serangan udara Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus, ibukota Suriah.

Garda Revolusi Iran (IRGC), dalam pernyataan usai serangan rudal ke Israel, menyebut serangan itu ditargetkan terhadap “tiga pangkalan militer” di sekitar Tel Aviv, juga terhadap pangkalan udara dan pangkalan radar Israel.

Menurut IRGC dalam pernyataannya seperti dilansir Press TV, meskipun area-area tertentu dilindungi oleh sistem pertahanan udara yang canggih, sebanyak “90 persen” dari rudal-rudal yang diluncurkan itu berhasil “mengenai target-targetnya” di Israel.

“Rezim Zionis sangat ketakutan dengan intelijen dan dominasi operasional Republik Islam (Iran),” sebut IRGC.

IRGC juga mengancam akan melancarkan “serangan dahsyat” jika Israel membalas serangannya. “Jika rezim Zionis bereaksi secara militer terhadap operasi ini, yang sesuai dengan hak legal negara ini dan hukum internasional, mereka akan menghadapi serangan yang dahsyat dan menghancurkan,” cetus IRGC.

(ita/detik)