Gawat! Retakan Ditemukan di Reaktor Nuklir Prancis

0
Paris – Regulator nuklir Prancis melaporkan bahwa retakan yang berpotensi menjadi masalah keamanan kembali teridentifikasi pada pembangkit nuklir di negara tersebut. Ini berarti sudah tiga pembangkit nuklir yang mengalami masalah retakan.

Situasi ini memicu kekhawatiran soal kapasitas listrik di Prancis di tengah musim dingin.

Sebelumnya, pemeriksaan rutin oleh perusahaan listrik yang dikelola negara, EDF, menemukan adanya retakan di dekat sambungan las pada sistem pendingin untuk dua reaktor di pusat pembangkit nuklir Civaux di Prancis bagian tengah pada Desember lalu.

Dilansir dari kantor berita AFP, Jumat (14/1/2022), EDF memutuskan untuk menutup dua reaktor lainnya pada pembangkit nuklir Chooz di wilayah Ardennes bagian timur sebagai pencegahan karena memiliki desain yang sama dan mungkin juga terdampak.

“Cacat yang diidentifikasi pada reaktor generasi terbaru juga ditemukan pada sebuah reaktor lainnya,” ucap Wakil Kepala Eksekutif pada regulator keamanan nuklir IRSN, Karine Herviou, pada Kamis (13/1) waktu setempat. Dia merujuk pada reaktor nuklir di Penly, Prancis bagian utara.

“Kami tidak tahu apakah ada masalah di tempat lainnya. EDF masih dalam proses memeriksa semua datanya (dari pemeriksaan sebelumnya),” imbuhnya.

Dijelaskan IRSN dalam situs resminya bahwa retakan terbaru itu ditemukan pada apa yang disebut sebagai sistem pendingin inti darurat, sebuah sirkuit pipa yang digunakan untuk mendinginkan inti reaktor saat terjadi kegagalan pada sirkuit pendingin utama.

Sedikitnya 10 reaktor dari total 56 reaktor nuklir di Prancis saat ini sedang tidak berfungsi karena berbagai alasan. Jumlah itu menyumbang 20 persen dari kapasitas nuklir Prancis.

Memperbaiki pipa yang rusak bisa menyebabkan penghentian operasional yang lama di pembangkit yang terdampak dan memicu kerugian finansial untuk EDF yang banyak utang.

Banyak pembangkit nuklir Prancis mendekati akhir masa penggunaannya yang mencapai 40 tahun, namun EDF berupaya mengoperasikan reaktor-reaktor baru.

Kelompok itu mengumumkan penundaan dan penambahan biaya untuk pembangkit nuklir generasi baru yang bermasalah di Flamanville, Prancis bagian utara, pada Rabu (12/1) waktu setempat. Biaya yang diproyeksikan meningkat menjadi 12,7 miliar Euro — empat kali lipat lebih banyak dari proyeksi awal 3,3 miliar Euro.

Pembangkit nuklir baru di Flamanville belum akan diisi bahan bakar hingga ‘kuartal kedua tahun 2023’, yang menurut EDF berarti itu baru bisa beroperasi paling cepat akhir tahun depan.

(nvc/ita/detik)