Situasi ini memicu kekhawatiran soal kapasitas listrik di Prancis di tengah musim dingin.
Sebelumnya, pemeriksaan rutin oleh perusahaan listrik yang dikelola negara, EDF, menemukan adanya retakan di dekat sambungan las pada sistem pendingin untuk dua reaktor di pusat pembangkit nuklir Civaux di Prancis bagian tengah pada Desember lalu.
“Cacat yang diidentifikasi pada reaktor generasi terbaru juga ditemukan pada sebuah reaktor lainnya,” ucap Wakil Kepala Eksekutif pada regulator keamanan nuklir IRSN, Karine Herviou, pada Kamis (13/1) waktu setempat. Dia merujuk pada reaktor nuklir di Penly, Prancis bagian utara.
Dijelaskan IRSN dalam situs resminya bahwa retakan terbaru itu ditemukan pada apa yang disebut sebagai sistem pendingin inti darurat, sebuah sirkuit pipa yang digunakan untuk mendinginkan inti reaktor saat terjadi kegagalan pada sirkuit pendingin utama.
Sedikitnya 10 reaktor dari total 56 reaktor nuklir di Prancis saat ini sedang tidak berfungsi karena berbagai alasan. Jumlah itu menyumbang 20 persen dari kapasitas nuklir Prancis.
Banyak pembangkit nuklir Prancis mendekati akhir masa penggunaannya yang mencapai 40 tahun, namun EDF berupaya mengoperasikan reaktor-reaktor baru.
Pembangkit nuklir baru di Flamanville belum akan diisi bahan bakar hingga ‘kuartal kedua tahun 2023’, yang menurut EDF berarti itu baru bisa beroperasi paling cepat akhir tahun depan.