Gegara 2 Jam Seharga Rp 77 M Tak Kunjung Dikirim, Pengusaha Lapor Polisi

0
Ilustrasi, Foto: Jam tangan Richard Mille, pembelinya merasa ditipu dan lapor ke polisi. (Repro detikcom)
Jakarta – Perkara dua jam tangan mewah senilai Rp 77 miliar kini masih diselidiki oleh Bareskrim Polri. Kedua jam merek Richard Millie itu hingga kini tak sampai-sampai ke tangan pembeli.

Pembeli tersebut diketahui seorang pengusaha Tony Sutrisno yang merasa ditipu, karena dua jam yang ia pesan pada 2019 dan dijanjikan rampung 2021 tak kunjung tiba.

Tony akhirnya melaporkan brand manager Richard Mille Asia, Richard Lee ke Bareskrim Polri. Tony disebut selalu bertransaksi dengan Richard Lee di butik Richard Mille Jakarta, tepatnya di Grand Hyatt.

Sebanyak 21 transaksi jam telah dilancarkan Richard Lee kepada Tony tanpa kendala. Pada terakhir kalinya, dua transaksi yakni RM 57-03 WG Black Sapphire Dragon, seharga Rp 28 miliar dan RM 56-02 Blue Sapphire Unique Piece dengan harga Rp 49 miliar, tak berjalan mulus.

Richard Mille Jakarta telah buka suara mengenai kasus ini. Pimpinan PT Royal Mandiri Internusa Yullie, menepis soal tudingan penipuan yang dilontarkan Tony itu. Yullie menyebut Tony tak membeli kedua jam itu di Richard Mille Jakarta.

“Bahwa namun demikian perlu kami sampaikan bahwa Saudara Tony Trisno tidak pernah membeli dari PT Royal Mandiri Internusa (Richard Mille Jakarta) dua jam tangan Richard Mille tipe RM 56-02 Blue Sapphire Unique Piece dan tipe RM 57-03 WG Black Sapphire Dragon,” kata Yullie dalam keterangan tertulis, Jumat (8/4/2022).

Yullie juga menyebut pihaknya telah memehi pemeriksaan penyidik Bareskrim atas laporan yang dilayangkan Tony pada 23 Agustus 2021. Adapun laporan Tony itu dibuat pada 28 Juni 2021 teregister pada nomor STTL/265/VIL2021/BARESKRIM.

Yullie menyebut kedua jam tersebut berada di Richard Mille Singapura dan mempersilakan Tony untuk mengambilnya. Namun, Tony tak mau mengambil di Singapura. Pasalnya, selama bertransaksi, Tony selalu melakukannya di butik Richard Mille Jakarta di Grand Hyatt.

Bareskrim Segera Ungkap Hasil Penyelidikan

Bareskrim Polri tengah menyelidiki dugaan penipuan pembelian dua buah jam Richard Mille senilai Rp 77 miliar. Dalam waktu dekat, polisi bakal mengungkap hasil penyelidikan ini.

“Masih penyelidikan, dalam waktu dekat kami akan gelarkan hasil penyelidikannya,” kata Dirtipideksus Brigjen Whisnu Hermawan saat dimintai konfirmasi, Sabtu (9/4).

Whisnu juga sempat menyebut Richard Lee berada di luar negeri. Pihaknya juga tengah berkoordinasi dengan Interpol dalam hal ini.

Tony Tak Mau Ambil 2 Jam di Singapura

Richard Mille Jakarta mengatakan pengusaha Tony Sutrisno tak pernah melakukan transaksi pembelian dua jam senilai Rp 77 miliar ke pihaknya, melainkan ke Richard Mille Asia. Kuasa hukum Tony, Royandi Haichal, merespons bahwa pembelian dua jam itu seharusnya diterima di butik Richard Mille Jakarta.

“Pak Tony berpikir bahwa belinya di Jakarta, maka terima pun di Jakarta. Tidak ada kata terima di Singapura. Kalau mengenai pembayaran, mau ke Richard Mille di Swiss pun tidak jadi persoalan, tapi yang jelas beli di Jakarta, terima di Jakarta,” kata Royandi kepada wartawan, Sabtu (9/4/2022).

Royandi mengatakan pembelian kedua jam itu disaksikan langsung oleh empat orang staf Richard Mille Jakarta di butiknya yang berada di Grand Hyatt Jakarta. Tony saat itu diterima langsung oleh terlapor Richard Lee selaku brand manager Richard Mille Asia.

“Ibu Yullie di detikcom kan ngomong bahwa Pak Tony itu tidak pernah beli dari Richard Mille Jakarta, PT apa, indo apa, gimana nggak beli? Wong Tony deal-nya saja diterima Richard Lee aja di Richard Mille gerainya di Jakarta, disaksikan oleh Ibu Dian (senior staf Richard Mille Jakarta), ibu siapa, Stefani, pokoknya stafnya ada 4 orang yang mengetahui. Deal-nya di Jakarta, kan itu kan bujuk rayu dari Richard Lee dari Noerdin Cuaca. Jadi Noerdin Cuaca itu menyuruh Richard Lee untuk Tony supaya beli,” katanya.

Tentang 2 Jam Seharga Rp 77 M

Dua jenis jam tangan Richard Mille itu diungkapkan oleh kuasa hukum Tony Sutrisno bernama Royandi Haichal dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Kamis (31/3) lalu.

“Nilainya untuk yang Black Sapphire harganya Rp 28 miliar, Blue Sapphire Rp 49 miliar, jadi totalnya sekitar Rp 77 miliar,” kata Royandi Haichal saat itu.

Pertama, seri RM 57-03 WG Black Sapphire Dragon. Dari video yang dikirimkan pihak Tony Sutrisno, terlihat warna dominan jam ini memang hitam dengan aksen emas. Glamor!

Bingkai atau bezel Black Sapphire Dragon ini berbentuk kotak namun melengkung cenderung lonjong. Bezel berwarna hitam mengkilat, bezel dengan ukuran lebih kecil berwarna emas. Ada tulisan ‘Richard Mille’ dengan huruf kapital semua di bagian atas sisi dalam bezel.

Muka piringan (dial) jam ini berbentuk naga. Wujudnya adalah patung naga yang sangat detail. Warna naga ini adalah emas dengan aksen merah di lidah. Jarum penunjuk waktu juga berwarna emas. Kepala gigi (crown) berbentuk bak kubah dengan ujung melancip, warnanya hitam.

Penutup bagian belakangnya transparan. Dengan bahan transparan sebagai penutup belakang, pergerakan gir-gir mesin ini dapat terlihat. Tali jam (strap) ini berwarna hitam. Jam ini seharga Rp 28 miliar.

“Black Sapphire ini hanya ada dua di dunia,” kata Royandi.

Jam RM 56-02 Blue Sapphire Unique Piece ini berwarna lebih cerah ketimbang yang satunya. Jam ini juga lebih mahal karena dibeli Tony Sutrisno dengan harga Rp 49 M.

Bentuk bingkai (bezel) jam ini sama dengan yang pertama, yakni kotak cenderung oval, namun warna dominan adalah biru terang mengarah ke transparan. Ada 12 sekrup warna perak di bingkainya.

Muka piringan (dial) jam ini juga transparan sama sekali. Jarum jam berwarna perak terlihat seolah bersatu dengan mesin di belakangnya, terlihat seperti mengambang di air biru.

Kepala gigi (crown) dan tali (strap) jam ini berwarna dominan putih. Penutup belakangnya transparan dengan tulisan ‘Richard Mille’ huruf kapital semua, di bawahnya ada tulisan ‘Piece Unique’.

“Blue Sapphire ini satu-satunya di dunia,” kata Royandi.

(azh/detik)