Gelombang Panas Ekstrem Menerjang, Eropa hingga Asia “Terpanggang”

0
Ilustrasi kebakaran hutan akibat gelombang panas ekstrem
Jakarta – Negara-negara empat musim di belahan bumi utara tengah kegerahan luar biasa. Korban jiwa berjatuhan. Seolah-olah, benua-benua besar sedang terpanggang.

Dilansir AFP, Senin (17/7/2023), cuaca panas ekstrem melanda Amerika Utara, Eropa, dan Asia. Saking panasnya, hutan-hutan terbakar. Diprediksi, suhu panas kali ini bakal pecah rekor.

Asia

Di Jepang, otoritas setempat merilis peringatan gelombang panas untuk puluhan juta orang di sebanyak 20 dari total 57 prefektur, karena suhu udara yang hampir mencetak rekor tertinggi menyelimuti area yang luas dan hujan deras mengguyur beberapa wilayah lainnya.

Televisi nasional NHK memperingatkan bahwa cuaca panas ekstrem mengancam nyawa, dengan ibu kota dan area-area lainnya mencatat suhu udara hampir 40 derajat Celsius. Menurut badan meteorologi, rekor suhu udara tertinggi di Jepang — mencapai 41,1 derajat Celsius saat pertama tercatat di Kumagaya tahun 2018 — bisa dikalahkan. Beberapa area di Jepang dilaporkan mencatat suhu tertinggi selama lebih dari empat dekade terakhir pada Minggu (16/7) waktu setempat, termasuk kota Hirono di prefektur Fukushima dengan suhu mencapai 37,3 derajat Celsius.

Pada Minggu (16/7) waktu setempat, seorang pria ditemukan tewas di dalam mobilnya yang terjebak banjir.

Wilayah Asia lainnya diguyur hujan lebat yang memicu banjir juga. Salah satunya Korea Selatan (Korsel), dengan sedikitnya 39 orang tewas dan sembilan orang lainnya hilang akibat banjir dan tanah longsor yang dipicu hujan lebat selama empat hari terakhir. Sekitar 12 orang di antaranya ditemukan tewas di underpass yang terendam banjir.

Sementara di India, musim penghujan tanpa henti dilaporkan menewaskan sedikitnya 90 orang, menyusul cuaca panas ekstrem. Banjir besar dan tanah longsor biasa terjadi selama musim penghujan di India, namun para pakar menyebut perubahan iklim telah meningkatkan frekuensi dan tingkat keparahannya.

Di China, otoritas setempat merilis beberapa peringatan suhu pada Minggu (16/7) waktu setempat yang menyebutkan bahwa suhu udara mencapai 40-45 derajat Celsius mungkin menyelimuti sebagian wilayah gurun Xinjiang dan suhu 39 derajat Celsius menyelimuti wilayah Guangxi.

Dilansir Reuters, Xinjiang Daily menyebut suhu udara di Turpan kawasan Uyghur mencapai 52,2 derajat Celcius pada Minggu (16/7) waktu setempat. Turpan memang daerah yang terkenal panas dan punya dataran sangat rendah.

Namun secara umum, panas di China kali ini memang keterlaluan. Paparan suhu udara tinggi berkepanjangan di China telah menantang jaringan listrik dan mengganggu panen, dengan kekhawatiran semakin meningkat soal kemungkinan terulangnya kekeringan seperti tahun lalu — yang tercatat sebagai kekeringan paling parah dalam 60 tahun terakhir.

Eropa

Panas menjerang warga Vatikan di Benua Eropa. 15 Ribu orang mendengarkan doa Paus Fransiskus sambil kegerahan. Bahkan Francois Mbemba, salah satu pastor, mengatakan suhu di St Peter’s Square di Vatikan kali ini lebih panas ketimbang suhu di daerah asalnya, Kongo. Eropa sedang panas banget.

Sementara di Italia secara keseluruhan, otoritas setempat memperingatkan warganya untuk bersiap menghadapi ‘gelombang panas paling intensi di musim panas dan juga salah satu yang paling intensi sepanjang masa’.

Prediksi suhu tertinggi dalam sejarah dalam beberapa hari ke depan membuat Kementerian Kesehatan merilis peringatan level merah untuk 16 kota, termasuk Roma, Bologna dan Florence.

Suhu udara diprediksi mencapai 40 derajat Celsius di Roma pada Senin (17/7) waktu setempat dan mencapai 42-43 derajat Celsius pada Selasa (18/7) besok. Angka-angka itu memecahkan rekor 40,5 derajat Celsius pada Agustus 2007 lalu.
Iklan

“Berpotensi mencapai suhu terpanas yang pernah tercatat di Eropa,” demikian peringatan Badan Antariksa Eropa terhadap daerah Sisilia dan Sardinia yan bisa mencapai 48 derajat Celsius.

Di Rumania, suhu diperkirakan mencapai 39 derajat Celsius pada hari ini. Di SPanyol, suhu mencapai 40 derajat Celsius. Kebakaran melanda Pulau La Palma megnhanguskan 5 ribu hektare lahan dan 4 ribu orang dievakuasi.

Amerika Utara

Di Amerika Utara, meliputi negara Amerika Serikat, Kanada, dan wilayah sekitarnya, cuaca juga panas. Di AS, 80 juta orang terdampak panas ekstrem pada Minggu (16/7) waktu setempat.

Death Valley di California, yang sering kali menjadi salah satu tempat terpanas di Bumi, juga kemungkinan mencatat puncak baru pada Minggu (16/7) waktu setempat, dengan suhu udara diprediksi bisa melampaui 54 derajat Celsius.

Dilansir AFP, Sabtu (1/7) lalu, 13 orang tewas akibat gelombang panas ekstrem selama dua pekan di AS. Korban tewas tertinggi 11 orang tercatat di Texas, perbatasan Meksiko. Trotoar di Houston retak-retak tak kuat menahan panas.

Ad remaja laki-laki 14 tahun meninggal dunia saat sedang mendaki di Taman Nasional Big Bend di Texas, saat suhu menjcapai 48 derajat Celsius. Ayah tiri korban, tragisnya, meninggal dalam kecelakaan mobil saat dia bergegas menyelamatkan anaknya itu.
Flames from the Donnie Creek wildfire burn along a ridge top north of Fort St. John, British Columbia, Canada, Sunday, July 2, 2023. (AP Photo/Noah Berger) Kebakaran hutan di British Columbia, Kanada, 2 July 1, 2023. (AP Photo/Noah Berger) Foto: AP/Noah Berger

Sementara itu, Kanada terus memerangi musim kebakaran hutan terburuk dalam sejarahnya, sebuah fenomena yang menurut para ilmuwan diperparah oleh perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.

(DNU/DETIK)