Dilansir CNN, Minggu (16/7/2023), pihak berwenang Italia juga telah mengeluarkan risiko kesehatan ekstrem untuk 16 kota, termasuk Roma dan Florence, akhir pekan ini karena gelombang panas yang membakar Eropa. Ilmuwan iklim di Badan Antariksa Eropa (ESA) mengatakan suhu bisa mencapai 48 derajat Celcius (118,4 derajat Fahrenheit) di pulau Sisilia dan Sardinia.
“Berpotensi suhu terpanas yang pernah tercatat di Eropa,” ucap Ilmuwan ilimuan di ESA.
Sementara itu, Kota Roma disebut bisa mencapai suhu 44 derajat celsius (111 derajat Fahrenheit). Otoritas Italia juga disebut telah mengeluarkan peringatan panas tertinggi kedua ke sembilan kota lainnya.
Kementerian kesehatan negara itu menyarankan masyarakat untuk tetap terhidrasi, makan makanan yang lebih ringan, dan menghindari sinar matahari langsung antara pukul 11.00 dan 18.00 waktu setempat.
ESA memperingatkan bahwa gelombang panas Eropa baru saja dimulai dengan Spanyol, Prancis, Jerman, dan Polandia diperkirakan akan mengalami cuaca ekstrem. Yunani juga bahkan dilaporkan telah menutup Akropolis Athena untuk hari kedua berturut-turut pada Sabtu di tengah suhu yang ganas.
Ada kekhawatiran khusus bagi mereka yang bekerja di luar ruangan setelah seorang pekerja konstruksi berusia 44 tahun di Italia meninggal setelah pingsan di pinggir jalan awal pekan ini.
Pihak berwenang di Spanyol memperingatkan gelombang panas tidak hanya menghantam area penggorengan biasa di selatan, tetapi juga memengaruhi bagian utara negara yang biasanya lebih dingin.
Di selatan, suhu di kota Seville, Cordoba, dan Granada telah mencapai 40 derajat Celcius, atau 104 derajat Fahrenheit.
Layanan cuaca nasional Spanyol mengatakan itu juga terjadi di pulau resor Mallorca di Spanyol di Laut Mediterania. Suhu tertinggi di sana mencapai 36 derajat Celcius.
Sementara itu, bahkan wilayah Navarra yang biasanya sejuk di utara mengalami suhu hingga 40 derajat celsius.
(maa/detik)