Kristersson mengatakan dia akan bertemu pada hari Jumat (29/9) waktu setempat dengan kepala polisi nasional dan panglima militer “untuk melihat bagaimana angkatan bersenjata dapat membantu polisi melawan geng-geng tersebut.”
Negara Skandinavia tersebut dalam beberapa tahun terakhir berada dalam cengkeraman konflik berdarah antara geng-geng yang memperebutkan senjata dan perdagangan narkoba, yang telah meningkat karena balas dendam antar geng.
Gedung-gedung apartemen dan rumah-rumah di Swedia sering kali diguncang ledakan. Bahkan aksi penembakan di tempat umum telah menjadi kejadian biasa di negara yang biasanya tenang ini.
“Kami akan memburu geng-geng tersebut. Kami akan mengalahkan geng-geng tersebut,” kata Kristersson dalam pidato yang disiarkan televisi pada Kamis malam, setelah tiga orang tewas dalam penembakan dan ledakan pada Rabu malam.
Di antara korban tewas adalah seorang pemuda berusia 18 tahun yang berada di lapangan sepak bola yang ramai, dan seorang wanita berusia 25 tahun yang tidak diketahui hubungannya dengan geng tersebut.
“Semakin banyak anak-anak dan orang-orang yang tidak bersalah terkena dampak kekerasan ekstrem ini,” kata Kristersson, dikutip kantor berita AFP, Jumat (29/9/2023).
Dia mengatakan kejahatan terorganisir yang serius telah meningkat selama dekade terakhir “karena kenaifan”.
“Kebijakan imigrasi yang tidak bertanggung jawab dan kegagalan integrasi membawa kita ke sini,” kata pemimpin konservatif itu.
“Undang-undang Swedia tidak dirancang untuk perang geng dan tentara anak-anak. Namun kami mengubahnya sekarang,” katanya.
(ita/detik)