Grab Ventures Velocity Batch 4 Bakal Segera Dibuka!

0
Foto: dok. Grab Indonesia

Jakarta -Digitalisasi dan akselerasi teknologi mendorong perkembangan startup di Tanah Air. Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika, Indonesia bahkan menduduki posisi ke-5 negara dengan ekosistem startup terbesar, menyusul Amerika Serikat, India, Inggris, dan Kanada.

Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi mengatakan pesatnya pertumbuhan startup juga tidak lepas dari luasnya potensi pasar di Indonesia.

“Kalau kita lihat startup di Indonesia atau di mana pun, semuanya punya potensi yang luar biasa. Kesempatannya banyak dan mereka juga benar-benar menggunakan kesempatan di pasar Indonesia. Karena pasar Indonesia itu besar sekali. Dan dengan adanya teknologi digital dan cloud itu memudahkan siapa pun bisa mendirikan startup,” ujarnya dalam diskusi secara virtual, Senin (31/5/2021).

Melihat hal tersebut, Neneng mengatakan pihaknya akan kembali menghadirkan program Grab Venture Velocity (GVV) Batch 4 di tahun 2021 ini. Sudah berlangsung sejak 2018, program ini menjadi wadah bagi Grab untuk mendidik startup muda di Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya agar semakin maju dan berkembang.

“Sebagai bisnis ventura Grab untuk mendidik startup di Asia Tenggara. Kami juga menyadari ekosistem startup di Asia Tenggara khususnya Indonesia memiliki peluang sangat besar. Kami ingin mengambil bagian dari ekosistem yang bertumbuh ini,” katanya.

“Karena kita punya komitmen untuk membantu semua startup untuk mereka bisa berhasil, mereka sukses seperti Grab. Jadi tujuan dan misi kami memastikan banyak startup lain bisa juga menjadi unicorn, bahkan decacorn. Karena makin besar ekosistemnya, makin baik,” imbuhnya.

Meski telah memberikan isyarat adanya GVV Batch ke-4, namun Neneng masih enggan memberikan informasi lebih lanjut mengenai hal ini. Dia hanya menyebut tahap ke-4 program GVV masih akan tetap berfokus dalam pengembangan UMKM guna mendukung pemulihan ekonomi RI di masa pandemi.

“Grab Ventures Velocity yang keempat kita juga masih fokus membantu UMKM. Membantu akselerasi pertumbuhan ekonomi kembali di Indonesia,” terangnya.

Adapun terkait kriteria startup yang bisa mengikuti GVV Batch 4 yaitu startup dengan fokus bisnis yang sejalan dengan tema acara. “Setiap tahun yang bisa ikut adalah startup yang sesuai dengan tema yang akan kami buat. Tahun ini fokusnya ke UMKM. Temanya nanti akan kita announce dalam waktu dekat, jadi stay tuned,” tuturnya.

Terbukti Dapat Kembangkan Startup Tanah Air

Pada kesempatan yang sama, dua startup yang merupakan jebolan GVV yaitu Printerous dan Qoala turut membagikan pengalamannya selama mengikuti program. Co-Founder dan COO Qoala, Tommy Martin menilai dirinya banyak mendapat ilmu baru untuk membantu mengembangkan bisnis yang dijalaninya lewat sesi mentoring bersama pemimpin Grab dan para ahli.

“Kita batch ke-2, bergabung dengan programnya di tahun 2019. Dari sisi aktivitas yang kita rasakan, dari sisi mentoring dengan pemimpin Grab dan ahli di bidang masing-masing. Kenapa bagian ini menarik karena Grab merupakan unicorn yang besar. Dan itu menarik buat kita belajar (bagaimana Grab) membangun bisnisnya dari nol. Gimana kita bisa scale up,” tutur Tommy.

Tidak hanya soal fundraising, Tommy menjelaskan cakupan materi yang diberikan cukup luas. Beberapa di antaranya yaitu materi terkait pengelolaan SDM serta marketing yang menjadi aspek penting bagi suatu startup agar bisa bertumbuh.

“Karena kita punya komitmen untuk membantu semua startup untuk mereka bisa berhasil, mereka sukses seperti Grab. Jadi tujuan dan misi kami memastikan banyak startup lain bisa juga menjadi unicorn, bahkan decacorn. Karena makin besar ekosistemnya, makin baik,” imbuhnya.

Meski telah memberikan isyarat adanya GVV Batch ke-4, namun Neneng masih enggan memberikan informasi lebih lanjut mengenai hal ini. Dia hanya menyebut tahap ke-4 program GVV masih akan tetap berfokus dalam pengembangan UMKM guna mendukung pemulihan ekonomi RI di masa pandemi.

“Grab Ventures Velocity yang keempat kita juga masih fokus membantu UMKM. Membantu akselerasi pertumbuhan ekonomi kembali di Indonesia,” terangnya.

Adapun terkait kriteria startup yang bisa mengikuti GVV Batch 4 yaitu startup dengan fokus bisnis yang sejalan dengan tema acara. “Setiap tahun yang bisa ikut adalah startup yang sesuai dengan tema yang akan kami buat. Tahun ini fokusnya ke UMKM. Temanya nanti akan kita announce dalam waktu dekat, jadi stay tuned,” tuturnya.

Terbukti Dapat Kembangkan Startup Tanah Air

Pada kesempatan yang sama, dua startup yang merupakan jebolan GVV yaitu Printerous dan Qoala turut membagikan pengalamannya selama mengikuti program. Co-Founder dan COO Qoala, Tommy Martin menilai dirinya banyak mendapat ilmu baru untuk membantu mengembangkan bisnis yang dijalaninya lewat sesi mentoring bersama pemimpin Grab dan para ahli.

“Kita batch ke-2, bergabung dengan programnya di tahun 2019. Dari sisi aktivitas yang kita rasakan, dari sisi mentoring dengan pemimpin Grab dan ahli di bidang masing-masing. Kenapa bagian ini menarik karena Grab merupakan unicorn yang besar. Dan itu menarik buat kita belajar (bagaimana Grab) membangun bisnisnya dari nol. Gimana kita bisa scale up,” tutur Tommy.

Tidak hanya soal fundraising, Tommy menjelaskan cakupan materi yang diberikan cukup luas. Beberapa di antaranya yaitu materi terkait pengelolaan SDM serta marketing yang menjadi aspek penting bagi suatu startup agar bisa bertumbuh.

“Kami punya kesempatan menawarkan packaging. Di awal kami bareng dengan Grab tim mencoba membuat produk tepat untuk Grab Merchant sampai akhirnya keluar (ide) bisa beli kemasan tanpa MOQ. Yang sampai hari ini jadi one of the best selling in our platform,” katanya.

Kevin pun mengajak para pengusaha startup lainnya di Indonesia agar jangan ragu untuk mengikuti GVV Batch 4 yang sebentar lagi akan segera dibuka. Sebab dia menilai program GVV bisa menambah sumber daya perusahaan serta membuka akses lebih luas terhadap pasar.

“Jangan ragu. Karena kalau saya boleh bilang ketika kita memulai startup kita mulai dengan ide dan visi-misi kita sebagai founder. Dan kita mulai dengan limited resources. Dengan mengikuti program seperti ini, kita diberikan resources tambahan. Apakah knowledge dari mentorship. Dan juga yang menurut saya berharga adalah access to market,” pungkasnya.

(prf/fay/detik)