Dilansir Al Arabiya dan Reuters, Kamis (8/2/2024), pada Rabu (7/2) waktu setempat, pemimpin negeri Yahudi itu kembali bertekad untuk menghancurkan Hamas, dengan mengatakan tidak ada alternatif lain bagi Israel selain menyebabkan kehancuran Hamas.
“Hari yang akan datang adalah hari setelah Hamas. Seluruh Hamas,” katanya pada konferensi pers, dan menegaskan bahwa kemenangan total melawan Hamas adalah satu-satunya solusi terhadap perang Gaza.
Penolakan Netanyahu terhadap tawaran terbaru Hamas untuk melakukan gencatan senjata di Gaza menunjukkan bahwa ia berniat melanjutkan konflik di Timur Tengah, kata pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri kepada Reuters.
“Komentar Netanyahu adalah bentuk keberanian politik, yang menunjukkan niatnya untuk melanjutkan konflik di wilayah tersebut,” kata Abu Zuhri. “Gerakan (Hamas) siap menghadapi semua opsi,” imbuhnya.
Hamas sebelumnya telah mengusulkan gencatan senjata di Gaza selama 135 hari, di mana semua sandera akan dibebaskan, Israel akan menarik pasukannya dari Jalur Gaza dan kesepakatan akan dicapai untuk mengakhiri perang.
Tawaran Hamas tersebut, yang isinya pertama kali dilaporkan oleh Reuters, merupakan tanggapan terhadap proposal sebelumnya yang dibuat oleh kepala mata-mata Amerika Serikat dan Israel dan disampaikan ke Hamas pekan lalu oleh mediator Qatar dan Mesir.
Israel memulai serangan militernya setelah para militan dari Gaza yang dikuasai Hamas menewaskan 1.200 orang dan menyandera 253 orang di Israel selatan pada 7 Oktober. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 27.585 warga Palestina dipastikan tewas, dan ribuan orang lainnya dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan bangunan akibat serangan-serangan Israel.
(ita/detik)