Menurut laporan yang dibuat setiap lima tahun oleh Layanan Pensiun Nasional (NPS), dana pensiun nasional akan habis dua tahun lebih awal dari perkiraan terakhir pada 2018. Dikutip dari Reuters, Jumat (27/1/2023), NPS memiliki dana 915 triliun won atau Rp 11.110 triliun (kurs 12,14/won) pada akhir Oktober 2022, terbesar ketiga di dunia. Dana ini setara dengan 42% dari perkiraan produk domestik bruto (PDB) tahunan tahun itu.
Dana tersebut akan tumbuh setidaknya hingga 2040 karena sistem pensiun yang relatif muda, yang diluncurkan pada 1988, masih memiliki lebih banyak kontribusi daripada pembayaran. Setelah itu, dana tersebut akan menyusut.
Presiden Korsel Yoon Suk-yeol, telah menjanjikan reformasi besar-besaran sistem pensiun nasional dengan tujuan membuatnya lebih berkelanjutan. Temuan panel akan menjadi dasar rencana reformasi.
Menurut data resmi, populasi Korea Selatan mulai menyusut sejak mencapai puncaknya pada 2020 sebesar 51,84 juta jiwa, dan laju penurunan kemungkinan semakin cepat karena angka kelahiran yang rendah.
Berdasarkan laporan Badan Statistik Korea yang dikutip dari Financial Times, jumlah warga Korsel yang berusia lebih dari 65 tahun akan meningkat dari 8,53 juta pada tahun 2021 menjadi 17,22 juta pada tahun 2040. Pada tahun 2050, bisa mencapai 43,9% dari populasi negara tersebut.
Bahkan pada tahun lalu, tingkat kesuburan negara tersebut turun menjadi 0,81, menjadi yang terendah di dunia, dari yang sebelumnya 0,84 pada 2021. Angka itu menurun selama enam tahun terakhir berturut-turut.
(ara/detik)