Plaju, rakyatpembaruan.com-
Inovasi menjadi budaya yang tak boleh alpa dalam bisnis. Justru, inovasi harus dipantik dan diorganisir oleh manajemen untuk membawa dampak perubahan signifikan bagi keberlanjutan dan keuntungan organisasi.
Untuk mewadahi inovasi para pekerja, Pertamina memiliki program Continuous Improvement Program (CIP) sebagai upaya menggali potensi profit dan efisiensi operational cost.
Di Kilang Pertamina Plaju, Forum CIP juga menjadi program unggulan yang rutin diselenggarakan setiap tahunnya, mampu memantik kreativitas dan inovasi para pekerja untuk terus menciptakan nilai tambah.
CIP melibatkan partisipasi aktif dari seluruh pekerja, baik melalui pengumpulan ide, pelatihan, maupun pengenalan metode terbaik dalam industri migas untuk proses perbaikan berkelanjutan.
Area Manager Communication, Relations & CSR RU III PT Kilang Pertamina Internasional, Siti Rachmi Indahsari menjelaskan bahwa melalui Continuous Improvement Program (CIP), Kilang Pertamina Plaju mampu meningkatkan kualitas produk, layanan perusahaan, menciptakan nilai tambah perusahaan, dan meningkatkan daya saing perusahaan di lingkup global.
“Kilang Pertamina Plaju mendukung penuh pekerja untuk dapat terus berkontribusi sebagai insan mutu yang mendorong inovasi, kreatifitas, dan inisiatif demi perbaikan yang terus-menerus. Kami yakin, Pertamina mampu berkiprah di kancah Internasional dengan inovasi yang luar biasa,” katanya.
Dari 41 gugus CIP itu, terdapat potensi Value Creation berupa penambahan profit atau efisiensi senilai 2,4 Triliun Rupiah, yang diproyeksikan tercapai senilai 2,1 Triliun Rupiah selama inovasi dijalankan, serta telah terealisasi sebanyak 2,9 Triliun Rupiah hingga saat ini.
Beberapa Inovasi Pilihan
Tim Burj-Go melakukan langkah inovatif untuk mendukung ketahanan stok BBM nasional melalui optimasi penyimpanan naptha di Kilang Plaju. Upaya ini tidak hanya meningkatkan lifting naptha dan pendapatan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), tetapi juga menjaga persediaan energi yang stabil bagi kebutuhan nasional. Dengan memastikan ketersediaan stok naptha yang optimal, Kilang Plaju berperan strategis dalam menjamin pasokan BBM di seluruh Indonesia. Inovasi ini menghasilkan value creation setara 300 Miliar Rupiah.
Dalam rangka meningkatkan keselamatan operasional di Kilang Plaju, tim Digital Process Safety menerapkan Pre-Startup Safety Review (PSSR) secara online. Inisiatif ini membantu mencegah insiden keselamatan proses yang berpotensi terjadi saat startup. Sistem PSSR online memberikan pemantauan keselamatan yang lebih efektif dan responsif, sehingga memastikan kelancaran dan keamanan operasi di setiap tahap proses produksi kilang. Inovasi ini berhasil menyelamatkan loss (kerugian) setara 264 miliar Rupiah.
Tim Pegasus III berkolaborasi dengan PT Patra Niaga dalam menjaga pasokan BBM nasional selama masa major turn around di Kilang Plaju. Sinergi ini bertujuan untuk memastikan kontinuitas penanganan sarana dan fasilitas injeksi, sehingga suplai BBM tetap stabil dan terjaga. Dengan komitmen kerja sama ini, PT KPI dan PT Patra Niaga berperan penting dalam menjamin keamanan pasokan BBM nasional, terutama saat kilang menjalani pemeliharaan besar. Sehingga, inovasi ini menghasilkan value creation senilai 1,5 Triliun Rupiah.
Adapun Tim Avenger 2.0 di PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU III Plaju menghadirkan inovasi untuk meningkatkan margin kilang melalui optimasi pengelolaan Heavy Vacuum Gas Oil (HVGO) dari berbagai RU. Dengan menerapkan metode H-TIM, tim ini mampu memaksimalkan pemanfaatan HVGO, sehingga menambah nilai produksi dan efisiensi operasional kilang. Inisiatif ini mendukung KPI dalam mencapai kinerja yang lebih unggul, sekaligus memperkuat ketahanan energi nasional dengan pasokan bahan bakar yang optimal, dan menghasilkan value creation setara 274 miliar rupiah.
Selanjutnya, Tim Mogabe 4.0 mengambil langkah strategis untuk mendukung ketahanan energi hijau Indonesia dengan mengoptimalkan produksi naptha sebagai komponen biodiesel B-35 di Kilang Plaju. Inovasi ini menjadi kontribusi signifikan dalam meningkatkan pasokan bioenergi nasional dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Dengan mendukung pengembangan biodiesel B-35, Kilang Plaju turut mempercepat pencapaian target bauran energi berkelanjutan yang dicanangkan oleh pemerintah. Inovasi ini menghasilkan value creation setara 164 miliar rupiah.
“CIP menjadi salah satu langkah strategis Kilang Pertamina Plaju dalam meningkatkan profit sekaligus mencapai efisiensi dengan pencapaian dan prestasi semaksimal mungkin. Semoga tim insan mutu dapat menampilkan hasil presentasi yang baik dan semangat demi kemajuan perusahaan,” sambung Rachmi.
Ia berharap, melalui Grand Forum CIP ini, dapat menumbuhkan mendapatkan dorongan kinerja operasi dan bisnis menjadi lebih efektif, efisien serta bernilai tinggi bagi semua pemangku kepentingan dengan tetap mengutamakan aspek keselamatan dan kepatuhan terhadap seluruh peraturan dan perundangan berlaku.
Dukung SDGs dan ESG
Melalui inovasi ini juga, Kilang Pertamina Plaju turut berkontribusi pada pencapaian tujuan kesembilan dalam Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), terutama pada aspek mewujudkan industri inklusif yang berkelanjutan serta mendorong inovasi. Selain itu, hal ini juga menunjukkan bahwa Kilang Pertamina Plaju turut berkontribusi dalam pemenuhan aspek ESG (Environmental, Social & Governance).(adi/rp)