Intip 4 Kebiasaan Makan ala Warga ‘Blue Zone’ yang Bikin Panjang Umur

0
Jakarta – Bisa hidup sehat dan panjang umur adalah sesuatu yang diimpikan banyak orang. Tapi bagi masyarakat ‘Zona Biru’ alias ‘Blue Zone’, hidup hingga usia 100 tahun bukanlah hal yang mustahil untuk diwujudkan.

‘Blue Zone’ adalah istilah yang merujuk kepada tempat-tempat di seluruh dunia yang penduduknya memiliki rentang hidup di atas harapan hidup rata-rata. Istilah tersebut pertama kali dicetuskan oleh Dan Buettner, seorang penjelajah sekaligus penulis buku The Blue Zones Solution.

Dalam bukunya, Buettner menyebut ada enam wilayah ‘Blue Zone’, yakni Ikaria di Yunani, Okinawa di Jepang, California di Amerika Serikat, Semenanjung Nicoya di Kosta Rika, serta Ogliastra dan Sardinia di Italia.

Dalam studi yang dia lakukan, Buettner meneliti berbagai faktor yang membuat warga ‘Blue Zone’ bisa panjang umur, termasuk pola makan. Bahkn setelah menghabiskan 20 tahun hidup bersama mereka, Buettner mulai mengadopsi kebiasaan makan masyarakat ‘Blue Zone’ agar bisa tetap sehat hingga akhir hayat.

Dikutip dari CNBC Make It, berikut kebiasaan makan ala warga ‘Blue Zone’ yang diadopsi oleh Buettner agar bisa berumur panjang.

1.Makan dalam Rentang Waktu 10-12 Jam

Buettner mengungkapkan masyarakat di kawasan ‘Blue Zone’ memiliki kebiasaan untuk makan dalam rentang waktu 10-12 jam. Kebiasaan tersebut juga diadopsi Buettner, sehingga dia hanya makan dua kali dalam sehari.

“Saya mengetahui orang-orang yang berumur panjang mengonsumsi kalori mereka dalam rentang waktu 10 sampai 12 jam. Dan saya juga biasanya hanya makan dua kali dalam sehari,” ujar Buettner.

Biasanya, Buettner mulai makan siang pada pukul 11.00 siang, dan makan malam di jam 07.00 malam.

2. Mengonsumsi Kacang-kacangan saat Sarapan dan Makan Malam

Berdasarkan penelitian yang dia lakukan, Buettner menemukan orang yang makan sekitar satu cangkir kacang-kacangan setiap hari cenderung hidup empat tahun lebih lama dibanding mereka yang tidak mengonsumsinya.

“Saya selalu mengonsumsi dan berusaha menambahkan kacang-kacangan ke dalam dua waktu makan saya. Saya biasa memulai hari dengan Minestrone Sardinia yang mengandung tiga jenis kacang-kacangan dan sekitar lima jenis sayuran,” tuturnya.

Selain itu, Buettner juga menambahkan potongan cabai merah yang kaya akan capsaicin untuk meningkatkan sistem metabolisme tubuh.

3. Tidak Mengonsumsi Daging

Buettner mengungkapkan sekitar 98 persen dari menu makanannya terdiri dari bahan nabati atau tanaman. Meski begitu, dia tidak menampik kalau masyarakat di kawasan Zona Biru atau ‘Blue Zone’ juga sesekali mengonsumsi daging.

“Saya tidak mengonsumsi daging sama sekali, dan orang-orang di Zona Biru memang sedikit makan daging. Saya pikir pola makan panjang umur tetap memberikan kesempatan untuk makan daging seminggu sekali atau lebih tanpa membahayakan kesehatan,” terangnya.

4. Selalu Mengonsumsi Makanan Nabati

Saat makan di luar rumah, Buettner juga tetap taat pada pola makan yang dia jalani. Dia mengaku selalu memilih makanan berbasis nabati meskipun harus makan di luar.

“Sulit memang untuk bisa makan sehat saat Anda pergi keluar, ke manapun Anda pergi. Saya selalu mencoba untuk makan makanan berbasis nabati,” kata Buettner.

Adapun menu yang kerap jadi andalan Buettner saat makan di luar antara lain kacang cannellini, bayam, dan kacang panggang. Dia juga senang mengunjungi restoran India karena kerap menyuguhkan hidangan nabati seperti tahu kari hijau dan buncis.

“Makanan tersebut sama mengenyangkannya dengan daging, tapi tanpa mengandung lemak jenuh sama sekali,” tandasnya.

(ath/suc)