Iran Mengancam, Jet Tempur Siluman F-22 AS Tiba di Timur Tengah

0
Washington DC – Sejumlah jet tempur siluman canggih jenis F-22 milik Amerika Serikat (AS) telah tiba di kawasan Timur Tengah. Pengerahan jet siluman ini dilakukan saat Washington meningkatkan pasukannya di kawasan tersebut di tengah ancaman serangan balasan Iran dan sekutunya terhadap Israel.

Komando Pusat AS (CENTCOM), seperti dilansir AFP, Jumat (9/8/2024), mengumumkan kehadiran jet-jet tempur siluman itu dalam pernyataan via media sosial pada Kamis (8/8) waktu setempat.

Dijelaskan oleh CENTCOM bahwa pengerahan itu merupakan bagian dari “perubahan postur kekuatan di kawasan untuk mengurangi kemungkinan eskalasi regional oleh Iran atau proksi-proksinya”.

Tidak disebutkan lebih lanjut oleh CENTCOM soal jumlah atau lokasi pasti jet tempur siluman itu ditempatkan.

Pekan lalu, Pentagon atau Departemen Pertahanan AS mengatakan bahwa Menteri Pertahanan (Menhan) Lloyd Austin telah memerintahkan pengerahan aset-aset militer, termasuk kapal perang tambahan dan satu skuadron jet tempur ke kawasan Timur Tengah.

Situasi di kawasan tersebut semakin memanas, dengan awal pekan ini, serangan roket menghantam pangkalan militer Irak yang menjadi markas pasukan AS yang ditugaskan di negara itu. Sedikitnya tujuh personel militer AS luka-luka akibat serangan, yang menurut Washington, didalangi oleh milisi pro-Iran yang ada di Irak.

Teheran sendiri bersama sekutu dan proksinya diperkirakan akan melancarkan serangan terhadap Israel untuk membalas pembunuhan tokoh-tokoh penting kelompok Hamas dan Hizbullah pekan lalu.

Pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh tewas dalam serangan di Teheran, Iran, pada 31 Juli, sedangkan komandan senior Hizbullah Fuad Shukr tewas dalam serangan di pinggiran Beirut, Lebanon, pada 30 Juli.

Israel telah mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan Shukr, namun tidak berkomentar apa pun soal kematian Haniyeh.

Kendati demikian, baik Hamas maupun Iran bersumpah untuk melakukan pembalasan terhadap Tel Aviv atas kematian Haniyeh. Tidak ketinggalan, Hizbullah juga bertekad membalas dendam atas kematian Shukr.

Situasi tersebut semakin meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya konflik regional yang lebih luas dari perang yang selama 10 bulan terakhir di Jalur Gaza.

(nvc/ita/detik)