Seperti dilansir Al Arabiya, Senin (13/11/2023), pernyataan itu disampaikan oleh kepala Pasukan Dirgantara Garda Revolusi Iran, Amir Ali Hajizadeh, dalam komentar terbarunya seperti dikutip kantor berita Tasnim.
“Saat ini, kita bisa melihat bahwa perang telah meluas, dengan Lebanon terlibat di dalamnya,” sebut Hajizadeh dalam pernyataannya.
Ketegangan terus meningkat di perbatasan utara Israel, dengan kelompok Hizbullah yang bermarkas di Lebanon melancarkan serangan lintas perbatasan secara rutin yang menargetkan situs-situs Israel dan militer Tel Aviv membalas serangan-serangan tersebut. Hizbullah diketahui sejak lama didukung oleh Iran.
“Kemungkinan besar bentrokan akan semakin besar. Masa depan tidak jelas, meskipun Iran siap menghadapi segala kondisi,” cetus Hajizadeh.
Saat ditanya soal ancaman Amerika Serikat (AS) terhadap Iran, Hajizadeh menjawab: “AS tidak mengancam Iran… Iran tidak dalam posisi di mana siapa pun akan berusaha mengancamnya, karena kami saat ini berada di puncak kekuatan militer kami.”
Washington, pada Minggu (12/11) waktu setempat, melancarkan serangan militer ke wilayah Suriah yang menargetkan Garda Revolusi Iran dan fasilitas yang berafiliasi dengan Teheran.
“Pasukan militer AS melancarkan serangan presisi… terhadap fasilitas-fasilitas di Suriah bagian timur yang digunakan oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dan kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan Iran sebagai tanggapan atas serangan berkelanjutan terhadap personel AS di Irak dan Suriah,” ucap Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin dalam pernyataannya.
“Serangan tersebut dilakukan terhadap fasilitas pelatihan dan rumah persembunyian di dekat kota Abu Kamal dan Mayadeen,” imbuhnya.
(nvc/ita/detik)